Senin, 22 Juni 2015

MASA KECIL SELALU INDAH UNTUK DIKENANG, SIFAT BAIK YANG DULU KAMU MILIKI JUGA PATUT DIPERTAHANKAN HINGGA SEKARANG



Masa kecil atau masa kanak-kanak bisa jadi adalah masa yang paling indah dalam hidup manusia. Bermain boneka, berenang, kejar-kejaran, bersepeda; banyak hal yang bisa membuat kita bahagia meski dengan cara-cara yang sederhana.

Sayangnya, tumbuh dan beranjak dewasa cenderung menjadikan kita lupa pada kebaikan-kebaikan di masa kecil. Sifat jujur, perilaku aktif, sikap ceria, hingga tak mau membebani diri sendiri adalah beberapa diantaranya. Sibuk dengan rutinitas dan beban hidup ala orang dewasa bahkan
membuat kita lupa caranya untuk bahagia.

“Kenangan masa kecil tak seharusnya dilupakan, hal-hal baik yang ada dalam diri kita dulu pun sepatutnya dipertahankan.”

KARAKTER YANG POLOS DAN LUGU MEMBUAT ANAK-ANAK JUJUR MENGUNGKAPKAN APA YANG MEREKA MAU. TAPI ORANG DEWASA JUSTRU SIBUK BERPURA-PURA KARENA TAKUT DICAP TIDAK PUNYA MALU
Anak-anak bisa merengek minta dibelikan es krim atau menangis karena iri melihat mainan milik temannya. Bagaimanapun, anak-anak adalah makhluk yang paling jujur di muka bumi ini. Belum tahu mana yang pantas dan tidak pantas untuk dikatakan menjadikan mereka bisa jujur dengan perasaan diri sendiri.

“Katakan apa yang ada dalam pikiran. Lakukan apa yang sebenarnya diinginkan. Sampaikan apa yang mengganjal perasaan.”

Sifat inilah yang seakan luntur ketika kita mulai bertambah usia. Belajar menjaga lisan agar tidak menyakiti orang lain malah membuat kita lalai. Kita terlalu memikirkan penilaian dan perasaan orang lain sehingga abai pada diri sendiri. Bahkan, kita memilih untuk berpura-pura demi terlihat baik di mata orang lain hingga takut di cap tidak punya malu. Tapi, tunggu! Apakah kita bisa hidup bahagia dalam kepura-puraan?

ANAK-ANAK MENJALANI HARINYA DENGAN SEMANGAT DAN PENUH GAIRAH, TAPI USIA DEWASA MENJADIKAN KITA MUDAH MENGELUH LELAH DAN BERKELUH KESAH

Berenang, bermain sepak bola, bersepeda, bermain kejar-kejaran; banyak hal bisa anak-anak lakukan mengisi jatah waktu bermain mereka. Yup, anak-anak memang cenderung aktif melakukan hal-hal yang mereka suka. Memilih untuk mengabaikan rasa lelah, anak-anak selalu punya semangat dan gairah pada dunia yang sedang mereka nikmati.
Sementara, rutinitas pekerjaan dan segala tanggung jawab di usia dewasa kadang membuat kita ringan untuk merapal keluhan. Merasa capek menjalani hidup lalu malas menjajal hal-hal baru atau keluar dari zona nyaman. Padahal di usia yang masih muda, kita selayaknya juga melakukan hal yang sama kan? Belajar, bekerja, bergaul, mencoba hal baru; banyak hal yang sayang jika dilewatkan begitu saja.

“Hidup itu berharga, sehingga kamu selalu punya alasan untuk bangun pagi dengan semangat baru setiap harinya.”

JIKA ORANG DEWASA AKAN BERHARAP PUNYA JABATAN DAN GAJI YANG TINGGI, ANAK KECIL PERCAYA BAHWA BAHAGIA TAK MELULU SOAL MATERI

Anak-anak suka berbagai jenis mainan; boneka, robot, mobil-mobilan, kelereng, hingga karet gelang. Mereka akan sibuk dengan mainan-mainan itu tanpa merasa perlu untuk membandingkan harganya. Bukan berarti mainan yang lebih mahal bisa membuat mereka lebih bahagia kan?
Hal ini tentu jauh berbeda dengan yang kita alami setelah dewasa. Persoalan materi menjadi salah satu yang penting untuk dibahas,

“Berapa gajimu? Tunjangan apa saja yang kamu peroleh? Baju merek apa yang kamu pakai? Restoran mana saja yang pernah kamu kunjungi?”

Yang jelas, realita memang menuntut orang dewasa untuk berpikir secara pragmatis. Padahal, masih banyak kebaikan-kebaikan yang jauh lebih mulia dibandinkan dengan materi.

TAK SEPERTI MANUSIA DEWASA YANG SUKA MEMBEBANI DIRI SENDIRI, ANAK-ANAK CENDERUNG MENJALANI HIDUPNYA DENGAN SANTAI

Karakter polos dan lugu membuat anak-anak menjalani hidupnya dengan santai. Ketika berharap malam cepat berganti pagi, mereka hanya membayangkan momen bermain dan jajan saat jam istirahat sekolah. Tak terlintas dipikiran untuk giat belajar demi pekerjaan mentereng dan gaji yang fantastis dimasa depan.

Namun, ketika dewasa kita cenderung sibuk memikirkan target dan pencapaian dalam hidup. Kadang, keinginan itu bisa berubah menjadi sebuah obsesi yang membuat kita menjadi “buta”. Kita terlalu fokus pada tujuan sehingga tak bisa pintar-pintar menikmati perjalanan atau proses menuju kesuksesan. Tak jarang, demi mencapai apa yang diinginkan, kita bisa menghalalkan segala cara dengan mengorbankan keluarga, teman, hingga pasangan.

 ANAK-ANAK TAK TAKUT MENJADI UNIK DAN BERBEDA, SEDANGKAN ORANG DEWASA KADANG TERLALU TAKUT DIKRITIK SEKITARNYA

Selain polos dan jujur, karakter anak-anak juga terbilang unik. Biasanya mereka enggan didikte dan lebih suka melakukan segala sesuatunya dengan cara mereka sendiri. Jika makan sepiring spageti dengan garpu itu terlalu rumit, mereka tak segan makan dengan tangan. Meskipun mendapat kritik atas sikap tersebut, mereka memilih cuek dan sekadar memuaskan perut yang lapar.

Baik bagi anak-anak tentu tak selalu baik bagi orang dewasa. Kita tentu harus berpikir dan mempertimbangkan setiap sikap atau pilihan yang kita ambil. Namun akibatnya, kita menjadi terlalu takut melakukan terobosan baru yang berbeda dengan orang lain lakukan. Kita takut dianggap menyimpang atau aneh dan tentunya kita enggan mendapat kritikan.

DULU KITA BISA PUNYA HUBUNGAN YANG DEKAT DENGAN ORANG TUA. NAMUN SETELAH DEWASA, KITA BAHKAN LUPA BAGAIMANA UNTUK SEKADAR MELUANGKAN WAKTU UNTUK MEREKA

Dulu, kamu menangis jika tidak bisa melihat ibumu dari jendela kelas di hari ertama masuk TK. Kamupun akan menangis saat ayah pergi keluar rumah tanpa mengajakmu untuk ikut bersamanya. Ya, saat masih kanak-kanak, kedekatan dengan orang tua memang terasa begitu erat.

Sayangnya, hubungan dengan orangtuamu tak lagi sedekat itu setelah dewasa, kan? Urusan kuliah, pekerjaan, hubungan dengan pasangan; banyak hal yang membuatmu tak lagi menyisakan banyak waktu untuk keluarga, khususnya waktu untuk kedua orangtuamu. Kamu sibuk tanpa menyadari bahwa waktu tidak akan pernah bisa diputar ulang. Tak ada pilihan, selain bijaksana memanfaatkan waktu bersama demi orang-orang yang kamu sayangi.

Bagaimanapun, kita tak punya kuasa untuk kembali ke masa lalu. Tapi, mengenang masa kanak-kanak bisa jadi momen refleksi yang menjadikan hidup kita lebih baik di masa sekarang dan masa depan :)

Tidak ada komentar: