Orangtua. Mereka
adalah alasan mengapa kita ada, dan mengapa kita berusaha untuk tetap ada.
Bayangan tentang merekalah yang akan terngiang di kepala setiap kali kita ingin
menyerah, setiap kali sesuatu terasa tidak mungkin diselesaikan. Bayangan
mereka juga yang selalu ada ketika kita berhasil dalam suatu hal.
Ibu yang tak
harus memahami namun selalu menerima kita. Ayah yang kadang tak mengerti namun
selalu percaya. Meski sudah menyertai sejak kita belum masih berjalan dan
berbicara, banyak hal tentang mereka yang baru kita mengerti setelah dewasa.
Hal-hal seperti
ini adalah beberapa diantaranya:
SETELAH KAMU LAHIR, ORANGTUAMU BERHENTI HIDUP UNTUK
DIRI SENDIRI DAN HIDUP UNTUKMU
Mereka sudah
mencintaimu bahkan sebelum kamu tahu kamu ada. Mereka menantimu dengan hati
lapang sebelum kamu datang ke dunia. Kamu adalah malaikat kecil bagi mereka.
Ibumu rela berbagi badan denganmu selama 9 bulan. Ayahmu selalu siaga di
sebelahnya, menunggumu datang.
Ya, persiapan
kehadiranmu saja sudah diperlakukan begitu rupa. Apalagi ketika akhirnya kamu
bisa melihat dunia. Seketika kehidupan kedua orangtua berporos padamu. Kamu
adalah semesta bagi mereka. Segalanya.
“Mereka akan
bersedia melakukan apapun demi kamu, sang buah hati. Bersediakah kamu melakukan
perintah-perintah sederhana yang mereka berikan padamu tiap hari?”
MENGATAKAN “TIDAK” PADA KEBUTUHANMU MEMBUAT MEREKA
MERASA GAGAL. SEGALA USAHA MEREKA KERAHKAN AGAR KAMU BERKECUKUPAN
Demi memenuhi
kebutuhanmu, mereka bekerja membanting tulang dari pagi hingga petang. Ayahmu
rela mengambil lembur demi mencukupi dana pendidikanmu dan juga memuaskan
keinginan jajanmu. Bahkan, ibumu juga merangkap dua pekerjaan, sebagai ibu
rumah tangga yang mempersiapkan segala sesuatunya dan juga bekerja sambil
menambal biaya hidup yang dirasa makin tak masuk akal. Hidup mereka tersedot
dalam dunia pekerjaan demi memenuhi segala kebutuhan.
Setelah tahu
jatuh bangun yang mereka lakukan, apalagi yang akan kamu keluhkan? Masihkah
kamu akan menyalahkan mereka atas berkurangnya waktu mereka untukmu? Akankah
kamu meratap ketika mereka tak kunjung mendapat jatah liburan yang bisa
dihabiskan bersama keluarga?
“Sadarilah bahwa
sesungguhnya mereka hanya mencoba melakukan yang terbaik untukmu, demi
tercukupinya kebutuhanmu.”
MEREKA MENELPON KARENA MENGKHAWATIRKAN KAMU. KAMU
MENELPON KARENA MEMBUTUHKAN SESUATU
Orang tua memang
selalu memberi apa yang kamu pinta. Mereka juga berusaha matimatian untuk
membuatmu selalu merasa gembira. Seluruh perhatian juga tak pernah alpa mereka
limpahkan kepadamu.
Namun, terkadang
kamu berpikir bahwa hal itu merupakan tanggung jawab yang memang selayaknya
harus mereka lakukan. Kamu lupa bahwa orangtuamu juga manusia biasa yang
memiliki keinginan untuk diperhatikan dan disayangi. Bahkan, terkadang kamu
terlalu sibuk meminta dan lupa untuk memberi.
“Parents are
like God because you wanna know they’re out there, and you want them to think
well of you, but you really only call when you need something.”
ORANGTUAMU TAK SELALU BAHAGIA. MEREKA JUGA PUNYA
MASALAH SENDIRI YANG MEREKA SIMPAN RAPAT DALAM HATI
Kedua orangtuamu
akan memasang badan dan selalu menjagamu dengan sepenuh jiwa. Oleh karena itu,
mereka akan berusaha tegar dan kuat di hadapanmu. Mereka akan selalu memasang
senyum mengembang meskipun mereka sedang memiliki permasalahan. Orangtuamu juga
tidak mudah merapal keluhan. Mereka selalu mencoba menjadi sosok berani dan
tangguh bagi buah hati.
Jadi, masihkah
kamu selalu ingin diutamakan dan didengarkan? Akankah kamu berbesar hati
mendengarkan cerita mereka yang sebelumnya selalu kamu dengarkan setengah hati?
ORANGTUAMU TAK SESEMPURNA YANG KAMU KIRA SAAT KECIL.
MEREKA PUN MENANGGUNG SESAL KARENA PERNAH MELAKUKAN SALAH SAAT MEMBESARKANMU
Kamu mengira
mereka sempurna. Ketika dewasa, kamu menyadari mereka tak sempurna namun tetap
banyak menuntut mereka. Kamu ingin mereka memiliki kesabaran ekstra, kamu ingin
mereka berhenti menuntutmu ini-itu, kamu ingin mereka serba bisa. Hei, tahukah
kamu, mereka adalah manusia biasa yang memiliki kekurangan disana-sini?
Sebenarnya,
orangtuamu pun sadar bahwa mereka adalah manusia dengan keterbasan. Percaya
atau tidak, mereka pun menanggung sesal karena kesalahan yang pernah mereka
lakukan saat membesarkanmu. Namun, bukan berarti kita bebas menyalahkan mereka
atas segala keterbatasan kita setelah dewasa.
Memang kita
tidak bisa memilih di keluarga mana kita dilahirkan. Namun, percayalah, mereka
adalah dua malaikat terbaik yang dipercaya untuk merawatmu. Hargai dan sayangi
mereka seperti ketika mereka menyayangi dan selalu membanggakan kamu tanpa
celah.
“Children begin
by loving their parents; as they grow older they judge them; sometimes their
forgive them.”
SIAP ATAU TIDAK, KAMU DAN MEREKA AKAN BERTUKAR
PERAN. SAAT MEREKA RENTA KAMULAH YANG AKAN MENJADI “ORANGTUA” MEREKA.
Seiring
berjalannya waktu, kamu tidak akan melulu dimanja oleh kedua orangtuamu. Ya,
tanpa disadari atau tidak kamu akan bertukar posisi dengan mereka. Saat kamu
masih bayi mereka yang akan dengan telaten menenangkanmu yang sedang rewel.
Mereka juga sabar menghadapi rentetan pertanyaan yang tak henti-hentinya selalu
kamu lontarkan ketika kamu menginjak usia balita.
Sekaranglah
giliranmu untuk bersabar merawat mereka. Dengan telaten mengajari mereka
menggunakan gadget canggih serta sabar menghadapi pertanyaan mereka yang
diulang-ulang. Bahkan, kamu juga harus bersedia meluangkan waktu untuk merawat
mereka ketika kesehatan mereka mulai menurun.
“Ya, siap atau
tidak kamu harus merawat mereka nantinya. Kamu harus menjadi “orangtua” yang
baik bagi mereka. Sama seperti ketika mereka sudah berusaha menjadi orangtua
sempurna untukmu selama ini.”
KAMU SUDAH DEWASA. HARUS BISA BERDIRI DI ATAS KAKI
SENDIRI DAN MEMIMPIN HIDUP DEMI MEMBUAT MEREKA BERBANGGA HATI
Usia kepala dua
merupakan usia produktif dimana kamu harus mulai bisa memimpin hidup sendiri
demi membuat bangga orangtuamu. Kamu harus mulai bisa mandiri dalam hal apapun,
termasuk dalam keuangan. Walaupun keuanganmu saat ini belum seberapa, namun
bisa memenuhi kebutuhan dengan uang jerih payah sendiri sudah membuat mereka
bangga luar biasa.
Dengan mampu
memenuhi kebutuhan sendiri, secara tidak langsung kamu sudah mempu menunjukkan
kepada mereka bahwa kamu tidak lagi menggantungkan hidup. Kamu mampu berpijak
diatas kaki sendiri. Tidak ada yang lebih membanggakan dan menenangkan hati
orangtua dari kemandirian dan kedewasaan si buah hati.
AKAN ADA MASA DIMANA DUNIA INI BUKAN TEMPAT MEREKA
LAGI. SEBELUM WAKTU ITU TIBA, HABISKAN HIDUPMU UNTUK MEMBUAT MEREKA BAHAGIA
Membuat orangtua
tersenyum bahagia bisa kamu lakukan sedari sekarang. Kamu tidak harus menunggu
kemapanan diri demi membahagiakan mereka. Seiring berjalannya waktu, orangtuamu
juga akan menua. Kita tidak pernah tahu seberapa lama kita diberi kesempatan
untuk bercengkrama dengan mereka.
Bahagiakan
mereka dengan meluangkan waktu sebanyak-banyaknya sedari sekarang. Selagi masih
ada waktu merasakan sedapnya masakan Ibu, selagi masih ada tutur nasihat Ayah
yang bisa didengarkan, selagi kamu masih bisa melihat mereka dan berbagi tawa
bersama.
Jadi, masihkah
ada alasan yang akan kamu gunakan untuk tidak menghabiskan tiap detik yang
tersisa bersama mereka dengan penuh makna?
GILANG ADHI
PRABOWO
UNTUK AYAH DAN
IBUKU YANG TERCINTA
ACHMAD MUHADJIR
DAN SITI ISNENY J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar