Tentu kalian tahu tentang kutipan berikut :
“Jangan
nilai buku dari luarnya”
Begitu kata pepatah.
Namun sayang, meski kita tahu prinsip ini sejak dulu, praktiknya tetap saja
sangat susah. Ketika bertemu dengan orang pertama kali, memberi skor terhadap
penampilan orang adalah hal yang sering sulit dihindari. Mulai dari warna baju
yang tidak matching, dandanan yang menor atau gaya bicara yang medok dan lucu
sering kita jadikan bahan penilaian
. Padahal sejak dulu kita sudah tahu,
menilai hanya dari penampilan sebenarnya merampas kesempatan kita untuk
mengenal pribadi seseorang yang sebenarnya. Pertanyaan yang lebih jauh lagi
adalah :
“Adilkah
kita menilai orang hanya lewat apa yang terlihat saja?”
MENILAI
ORANG DARI LUAR ADALAH SALAH SATU HAL TERMUDAH DI DUNIA. PADAHAL JANGAN LUPA,
KITA “DI PROGRAM” UNTUK MAMPU MENGERTI BERBAGAI MACAM NUANSA
Tak dapat dipungkiri
saat bertemu oran lain, cara pertama kali yang paling mudah untuk dilakukan
adalah memberi penilaian dengan melihat penampilannya. Ketika melihat perempuan
yang keluar hanya dengan menggunakan hot pants, kita bisa dengan mudah
melabelinya “murahan” (!). apalagi jika perempuan tersebut terlihat punya
banyak teman pria, penilaian negatif pun dengan mudah kita lekatkan pada orang
yang bersangkutan.
“Penilaian
jadi jatuh pada apa yang orang lain kenakan, dan bukan apa yang mereka
lakukan.”
Kebiasaan ini mungkin
tanpa sadar kerap kali kita lakukan. Kita yang katanya muda dan berpikiran
erbuka, menilai orang lain hanya dari sekilas pandang. Mungkin sebagai manusia
kita lupa, bahwa setiap manusia punya sisi yang berbeda. Dengan hanya
menggantungkan kemampuan indera penglihatan, kita bisa dengan gampangnya
memberi tanggapan.
PADAHAL
KEPRIBADIAN SESEORANG HANYA BISA DIMENGERTI HATI. IA TERLALU “TINGGI” UNTUK
BISA DITANGKAP OLEH MATA
Meskipun Tuhan
memberikan kita kedua belah mata yang sehat dan berfungsi sebagaimana mestinya,
tapi mata tetaplah mata yang hanya bisa melihat sisi permukaan saja. Mata kita
bukan alat bor yang bisa menelusuri sisi terdalam dari orang lain. Indera
penglihatan kita yang satu ini memiliki keterbatasannya sendiri. Isi hati dan
kepribadian seseorang adalah sisi yang tidak bisa ia telusuri.
Karena itu rasanya
terlalu cepat bila kita menilai orang lain hanya dari pertemuan singkat. Tanpa
bermaksud menggurui, memberi penilaian dengan hanya menggantungkan pada
penampilan terasa terlalu dini. Kita butuh waktu untuk mendalami sisi
personaliti seseorang. Mereka yang dari luar terlihat dingin bisa jadi memiliki
ketulusan yang belum terselami. Sebaliknya, orang yang dari luar terasa
menyenangkan mungkin saja di dalamnya punya sifat yang sebetulnya
menjengkelkan. Kita bukan malaikat yang tahu semua hal bukan?
MENGKOTAK-KOTAKKAN
HANYA DARI APA YANG TERTANGKAP OLEH MATA MEMBUAT KITA KEHILANGAN KESEMPATAN
UNTUK MENGENAL ORANG TERSEBUT DENGAN SEBAIK-BAIKNYA
Televisi kita pernah
diramaikan oleh Menteri Susi yang saat itu tertangkap kamera sedang merokok.
Pemberitaan bertambah heboh ketika perempuan nyentrik satu ini juga kedapatan
memiliki tato di bagian tubuhnya. Berbagai komentarpun terlontar. Mulai dari
yang pro hingga yang kontra berlebihan. Kebanyakan kalimat yang terlontar
berkisar :
“Ih,
perempuan kok bertato sih?”
“Sudah
perempuan, merokok lagi”
Kita yang jelas-jelas
tidak mengenal Ibu Susi dengan serta merta melemparkan cemooh, komentar bahkan
hingga ledekan. Jangankan untuk mencari tahu seperti apasih sepak terjang ibu 3
anak ini, berpikir logis seperti “Apa hubungannya jenis kelamin dengan etika
merokok?” atau “Apa hubungannya tato dengan kapasitas seseorang sebagai
menteri?” mungkin tidak terbesit dalam pemikiran kita. Hanya dengan melihat
penampilan luar saja, kita dengan mudah memberi berbagai penilaian.
Harus diakui sulit
memang ketika kita melepaskan sepenuhnya kebiasaan melihat orang dari sisi
penampilan. Selalu ada masa dimana kita menumpukkan pendapat dari sesuatu yang
bisa terlihat. Akan tetapi, ada baiknya sebelum kita memberi penilaian,
luangkan waktu terlebih dahulu untuk mengenali seseorang dari bagian lainnya.
Mulailah melatih diri untuk mau menyelami sisi terdalam dari seseorang.
Ketika kita membiasakan
diri untuk tidak terpaku menilai orang lain dari sisi luarnya saja,
sesungguhnya akan ada banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan. Keuntungan
tersebut adalah kesempatan untuk mengenali orang secara lebih dalam. Selalu ada
kejutan yang kita dapatkan ketika memutuskan untuk mengenal orang lain secara
lebih mendetail. Seseorang yang pada awalnya kita nilai biasa-biasa saja, bisa
jadi justru memiliki sisi yang begitu istimewa di dalam sana.
MUNGKIN
SEKARANG KITA HARUS LEBIH BANYAK MENGGUNAKAN HATI. KARENA HAL-HAL TERBAIK DI
DUNIA JUSTRU TIDAK TERLIHAT OLEH MATA
Mengubah cara pandang
jelas bukan sesuatu yang mudah. Tapi, bukan berarti tidak bisa kita lakukan.
Dengan kemauan yan kuat, pelan-pelan kita dapat merubah arah pikiran. Dari yang
tadinya sibuk melihat orang dari kemasan luar menjadi lebih mendetail dengan
sisi terdalam.
Kuncinya? Tantang
dirimu. Ketika kamu menyimpulkan sesuatu, tanyakanlah pada diri sendiri :
“Benarkah kesimpulan yang aku buat ini? Logiskah arah pemikiranku? Atau semua
itu hanya prasangka dan aku sudah tidak sengaja menjadikan orang lain
korbannya?”
Selalu ada sisi baik
dari setiap insan meski penampilan luarnya tidaklah menyenangkan. Kamu, saya
dan mereka memiliki porsi yang sama untuk dinilai dengan lebih baik lagi. Tuhan
itu luar biasa; dan tidak ada satu manusiapun yang diciptakan-Nya dengan
sederhana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar