Bisa
kuliah gratis di luar negeri memang suatu kebanggaan setiap orang. Namun, tidak
semua orang bisa mendapatkan kesempatan berharga tersebut. Mahalnya biaya yang
harus dikeluarkan membuat semua orang berlomba-lomba untuk mendapatkan beasiswa
di negara yang akan ia tuju. Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Kuliah di negara
yang membebaskan biaya secara penuh bisa menjadi alternatif yang bisa
dilakukan. Negara mana saja yang meng-cover semua biaya pendidikan tersebut?
1. FINLANDIA
Sistem
pendidikan Finlandia adalah yang terbaik di dunia dan merupakan salah satu
negara yang menyediakan fasilitas kuliah gratis. Di negara tersebut, biaya
pendidikan Strata 1 (S1)
hingga Strata 3 (S3) di gratiskan! Baik bagi mahasiswa
lokal maupun mahasiswa internasional dari sejumlah negara. Mengapa negara ini
begitu peduli akan pendidikan? Ternyata hal ini di dorong oleh kultur budaya
dari warga Finlandia itu sendiri. Masyarakat di negara tersebut sangat aktif
dalam mendorong adanya gerakan gemar membaca. Bahkan, sejak masih anak-anak
para orang tua di negara tersebut sudah menanamkan pentingnya membaca.
Finlandia
merupakan negara terbesar yang menerbitkan buku anak-anak dibanding negara
lainnya. Untuk setiap bayi yang lahir di dalam suatu keluarga di beri ‘maternity package’ (paket materi)
pendidikan yang berisi 3 buku bacaan untuk ibu, ayah dan bayi itu sendiri.
Mengapa hal tersebut diterapkan? Alasannya, PAUD adalah tahap belajar pertama
dan tahap paling kritis dalam belajar sepanjang hayat. Sebesar 90% pertumbuhan
otak terjadi pada usia balita, sehingga sebelum anak masuk SD (7 tahun) ia
sudah memiliki kesiapan mental dalam pendidikannya.
Sistem
pendidikan yang dijalankan tergantung institusi pendidikan masing-masing. Guru
diberi kebebasan melakukan kurikulum pemerintah, bebas memilih metode dan buku
teks. Hebatnya berbagai media di Finlandia juga turut menyukseskan sistem
pendidikan yang ada. Berbagai stasiun TV yang menyiarkan program berbahasa
asing disertai dengan teks terjemahan dalam bahasa Finish sehingga anak-anak
yang menonton TV bisa langsung belajar dengan audiovisual tersebut.
Ada
hal unik dengan sistem pendidikan di negara tersebut, yakni siswa yang memasuki
kelas harus melepaskan sepatu dan hanya menggunakan kaos kaki. Guru yang
mengajar pun berkualitas, lulusan program magister dan dipilih berdasarkan
peringkat 10 besar dari masing-masing universitas. Tidak seperti di Indonesia,
di Finlandia Ujian Nasional (UN) hanyalah sebagai ujian percobaan
(Matriculation Examination) untuk masuk perguruan tinggi dan tidak dijadikan
sebagai tolok ukur untuk bisa memasuki bangku kuliah.
Semua
biaya pendidikan di Finlandia di cover oleh pemerintah. Segala kebutuhan yang
berbau pendidikan akan di gratiskan. Namun, tidak dengan biaya hidup. Sehingga
masing-masing siswa harus menanggung biaya hidup masing-masing. Lalu, bagaimana
menyiasati biaya hidup selama di Finlandia?
Pemerintah
Finlandia memberikan kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan
bekerja part time dengan durasi waktu maksimal 20 jam per minggu. Dengan
bekerja selama 20 jam per minggu, penghasilan yang di dapatkan bisa untuk
memenuhi biaya hidup di Finlandia selama sebulan, yakni sekitar 600 Euro. Jalan
lain yang bisa ditempuh yakni dengan dana dari lembaga yang menghibahkan
beasiswa.
2. SWEDIA
Swedia
adalah salah satu negara kaya di dunia dengan kondisi lingkungan yang relatif
aman dan memiliki iklim pendidikan yang sangat mendukung semangat belajar
dengan fasilitas modern, perpustakaan dan tenaga pengajar yang berpengalaman.
Sebagai negara maju hampir semua bidang pendidikan tersedia di Swedia. Mulai
dari ilmu alam, teknik, musik, teater, bahasa, sosial politik atau ekonomi.
Semua diajarkan oleh tenaga pengajar yang profesional dan berkompeten.
Penghargaan
Nobel Prize yang bergengsi bisa dijadikan bukti bahwa negara ini sangat
kondusif. Penganugerahan yang dilakukan setiap tahunnya di Stockholm Concert
Hall setiap tahunnya pada bulan Desember, yang kemudian dilanjutkan dengan
jamuan makan di Balai Kota (Stadshuset). Siswa internasional yang belajar di
Stockholm akan diundang oleh Dewan Kota Stockholm untuk menghadiri jamuan makan
malam di Stadshuset pada semester pertama masa studi mereka. Hebatnya, biaya
kuliah di Swedia secara keseluruhan adalah GRATIS alias tidak ada pungutan
apapun, dan hal itu tanpa memandang kewarganegaraan seseorang. Kamu bisa
belajar di Swedia untuk setiap jenjang pendidikan yang diinginkan mulai dari
S1, S2 atau S3.
Bahasa
pengantarnya merupakan bahasa Inggris. Secara umum kamu tidak perlu bisa berbahasa
Swedia untuk bisa belajar disini, asalkan memiliki kemampuan berbahasa Inggris
yang memadai itu lebih dari cukup. Mengapa mayoritas menggunakan Bahasa
Inggris? Karena hampir semua masyarakat Swedia mampu berbahasa Inggris dengan
baik, dan banyaknya program pendidikan yang diselenggarakan dalam Bahasa
Inggris. Untuk S1, tersedia beberapa program yang diadakan dalam bahasa
Inggris. Begitu pula dengan program S2, ada banyak yang tersedia dalam bahasa
Inggris dan hampir untuk semua jurusan. Sedangkan untuk program S3, pada
umumnya selalu menggunakan Bahasa Inggris. Hal ini mendorong berbagai mahasiswa
internasional dari berbagai negara bisa memiliki kesempatan untuk mengenyam
pendidikan di Swedia.
Untuk
bisa mengenyam pendidikan di Swedia dengan lancar, kamu harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
Hasil
tes TOEFL dengan minimal 550 untuk paper-based, 213 untuk computer-based dan 79
untuk internet-based
Hasil
tes IELTS dengan minimal overall score 6.0 dan tidak ada band dengan nilai
kurang dari 5.0
Persyaratan
ini biasanya dihapuskan bila kamu pernah mengenyam pendidikan tinggi yang
menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar minimal 3 tahun. Dapat
dibuktikan dengan surat keterangan.
Dalam
dunia pendidikan di Swedia, setelah 3 tahun kuliah mahasiswa berhak mendapat
gelar Kandidatexamen, setelah 4 tahun mendapat Magisterexamen (sering dianggap
sebagai gelar master untuk lingkup Swedia tetapi tidak diakui secara
internasional), 5 tahun kuliah mendapat Masterexamen (berdasarkan sistem yang
baru ini dan merupakan gelar master yang diakui secara internasional). Untuk
tingkat S3 atau doktoral masih banyak departemen yang memiliki program selama 4
atau 5 tahun. Dan dalam sistem yang sekarang setelah melewati 2 tahun pertama
akan ada semacam ujian untuk mendapatkan Licenciate Degree (Licenciatexamen)
dan diakhir tahun ke-4 atau ke-5 ada
ujian akhir untuk mendapatkan gelar doktoral (Doktorsexamen).
Di
Eropa sedang diadakan reformasi dalam bidang pendidikan untuk menstandarisasi
sistem pendidikan dan juga untuk menghilangkan keterbatasan fasilitas
pendidikan. Yakni dengan menerapkan sistem ECTS. ECTS merupakan singkatan dari
European Credit Transfer and Accumulation System akan digunakan oleh institusi
pendidikan yang ikut menandatangani Bologna Declaration. 1 tahun ajaran terdiri
dari 60 ECTS dan 1 poin = 1,5 ECTS. Mulai tahun ajaran 2007/2008 ECTS akan
mulai digunakan secara luas dalam institusi pendidikan swasta.
Berkaitan
dengan Bologna Process, maka sistem gelar di Swedia juga akan mengikuti
perkembangan di Eropa dengan formula 3+2+3. Bachelor (S1) 3 tahun, Master (S2)
2 tahun dan Doktoral (S3) 3 tahun mulai tahun ajaran 2007/2008. Namun, dalam
kenyataannya masih terdapat banyak variasi lamanya program Doktoral antara 4-5
tahun dan syarat masuknya juga berbeda-beda.
3. JERMAN
Siapa
yang tidak tahu Jerman, negara tempat Habibie (mantan Presiden Indonesia ke-3)
menempuh pendidikan ini merupakan salah satu negara adidaya yang mengedepankan
teknologi. Sebagai negara yang maju dan mengedepankan pendidikan, Jerman
memberikan pembebasan biaya dari segala aspek pendidikan. Hingga saat ini
pemerintah Jerman tetap konsisten dalam memberikan pembebasan biaya kuliah di
universitas-universitas di Jerman.
Tidak
hanya biaya kuliah yang gratis, biaya pendidikan gratis di Jerman berlaku untuk
semua tingkat pendidikan. Pemerintah disana membebankan pajak yang tinggi
kepada rakyat. Hasilnya dikembalikan lagi dalam bentuk pendidikan dan kesehatan
yang gratis. Sangat adil bukan?
Untuk
menempuh pendidikan di Jerman, kita hanya perlu menanggung biaya hidup.
Jumlahnya kurang sama dengan di negara-negara lain, termasuk Indonesia, bahkan
bisa lebih kecil. Biaya hidup selama kuliah di Jerman pun sebenarnya bisa lebih
ringan, jika si mahasiswa mau mencari pekerjaan part time yang banyak tersedia
di negara tersebut.
Bekerja
secara part time dengan durasi kerja maksimal 20 jam per minggu, kita bisa
mendapatkan 325 Euro per bulan. Masa liburan yang cukup panjang, yakni selama 3
bulan bisa kamu manfaatkan dengan bekerja full time. Dengan jumlah waktu 40 jam
per minggu, kita bisa mendapatkan penghasilan dengan rata-rata 750-1000 Euro
per bulan.
Universitas
di Jerman mewajibkan mahasiswanya untuk mengikuti magang selama masa program
kuliah di berbagai perusahaan di Jerman. Tidak seperti di Indonesia, magang di
Jerman di gaji antara 300-1000 Euro per bulan dan dilakukan minimal selama 2
semester. Selain biaya hidup, yang juga harus diperhitungkan bagi para calon
mahasiswa adalah perlunya mempersiapkan berbagai infrastruktur yang diperlukan
saat tiba di Jerman. Mulai dari penjemputan di bandara, pengadaan apartment
atau tempat tinggal, pengurusan asuransi, pengurusan keimigrasian dan berbagai
pengurusan dokumen perkuliahan yang akan sangat berat bila dilakukan sendiri
oleh para calon mahasiswa.
Setelah
lulus kuliah dan kembali ke tanah air, para alumni pun biasanya mendapatkan
bantuan dari pemerintah Jerman berupa transport dan tiket pulang maksimal
senilai 2000 Euro, buku-buku senilai 100 Euro per tahun, dan gaji sebesar 450
Euro per bulan selama 18 bulan, serta bantuan peralatan kerja sebesar 10.000
Euro.
4. MESIR
Jika
menyebut Timur Tengah, pasti yang pertama terlintas di benak kita adalah negara
Mesir. Mesir telah dikenal sebagai salah satu pusat pendidikan dunia ribuan
tahun lalu. Sistem pendidikan yang maju, menjadikan daya tarik mahasiswa baik
lokal maupun internasional untuk menuntut ilmu di negara dengan lambang
Piramida dan Sphinx tersebut. Setiap tahunnya ribuan mahasiswa dari seluruh
dunia, termasuk Indonesia, menuntut ilmu di Mesir.
Mesir
memiliki kampus yang cukup terkenal di dunia, yaitu Universitas Al Azhar yang
menjadi Universitas favorit berbagai mahasiswa. Institusi pendidikan ini
terkenal akan program beasiswanya yang diberikan secara berkesinambungan setiap
tahun. Al-Azhar menyediakan beasiswa dari tingkat sarjana hingga doktoral.
Lulusan dari Universitas Al-Azhar memiliki berbagai pengaruh yang luar biasa,
salah satunya Habiburrahman El – Shirazzy atau yang biasa dipanggil Kang Abik.
Sebagai
informasi, kuliah di Al-Azhar gratis, yang diperlukan hanya biaya hidup (living
cost). Itupun relatif murah, hanya sebesar Rp 500.000,- per bulan. Wow,
terbilang murah bila dibandingkan dengan biaya hidup di Indonesia. Dengan
kualitas pendidikan kelas dunia dan biaya hidup yang murah tentu saja Mesir
dilirik oleh para calon mahasiswa. Setiap tahunnya, mahasiswa internasional
dari berbagai negara turut berkontribusi dalam menempuh pendidikan di negara
tersebut.
Al-Azhar
sebagai universitas ke-2 tertua di dunia ini telah menghasilkan berbagai
lulusan yang berkualitas. Terutama dalam peradaban Islam. Al-Azhar telah
mencetak ulama-ulama, pemikir besar, dan para cendekiawan terkenal di dunia.
Al-Azhar dengan ideologi “washathiyah” nya selalu memberikan pembaharuan dalam
peradaban Islam. Peranannya, tidak pudar dalam kemajuan peradaban umat. Ia
selalu memberikan pembaruan dan pemikiran yang segar pada umat. Dari awal
berdirinya, hingga saat ini peranannya terus dinantikan.
5. TAIWAN
Sebagai
negara yang tumbuh dan berkembang, Taiwan terus memperbaiki sistem
pendidikannya agar lebih berkualitas. Lebih dari 10 tahun Taiwan terus membukan
kesempatan untuk mahasiswa internasional untuk bisa kuliah di negara tersebut
dengan berbagai jalur beasiswa. Namun, baru 4-5 tahun terakhir perkembangan
mahasiswa internasional di negara tersebut berkembang dengan pesat. Saat ini
jumlah mahasiswa internasional di Taiwan berada di kisaran lebih dari 40 ribu
orang, sebagian besar mengambil pendidikan bahasa mandarin (baik gelar maupun
non gelar), dan sisanya di jurusan lain.
Beberapa
universitas di Taiwan tidak memungut biaya untuk mahasiswanya alias GRATIS.
Bahkan University of Taipei, menawari gratis uang kuliah untuk jenjang S2. Jadi
wajar, kalau di Taiwan ada sekitar 2 ribu mahasiswa dari Indonesia. Beasiswa
yang ditawarkan tersebut bisa berupa pelatihan bahasa mandarin, proyek ristek
bahkan kelas internasional S1 sampai S3 dalam bahasa Inggris. Beberapa program
studi unggulan Taiwan terbuka untuk mahasiswa asing. Diantaranya adalah :
v Ilmu komputer/semikonduktor
v Teknik
v Pertanian
v Perikanan
v Kesehatan, dan
v Bisnis/keuangan
Beasiswa
yang paling difavoritkan disini ialah Beasiswa Pemerintah Taiwan (Taiwan
Scholarship). Untuk S2 dan S3 mendapat uang saku NT$20.000 atau Rp 6.600.000,-
(NT$ 1 = Rp 330) dan biaya kuliah NT$ 40.000 per semester. Beasiswa ini dibuka
setiap bulan Maret setiap tahunnya (bisa kunjungi www.teto.or.id).
Beasiswa
lainnya adalah ICDF Scholarsip. Selain mendapat uang saku NT$ 15.000 (S2) dan
NT$ 17.000 (S3) per bulan, mahasiswa yang lulus juga mendapat fasilitas tiket
pesawat terbang (PP), asrama, biaya kuliah, asuransi dan biaya buku. Periode
pendaftaran beasiswa ini sekitar bulan Maret setiap tahunnya (info lebih lanjut
bisa kunjungi www.icdf.org.tw)
Selain
itu setiap kampus juga menawarkan beasiswa tersendiri. Misalnya
Ø Tipe A, beasiswa penuh (uang saku mulai
NT$ 6000-10.000 per bulan, bebas biaya kuliah dan gratis biaya asrama)
Ø Tipe B (bebas biaya kuliah + gratis
biaya asrama
Ø Tipe C (hanya gratis biaya asrama)
Pemberian
beasiswa ini dipengaruhi oleh nilai TOEFL dan linearitas disiplin ilmu pelamar
saat seleksi. Nilai tambah lainnya, hampir seluruh kampus menawarkan kelas
kursus bahasa mandarin gratis selama masa studi.
Bagaimana
dengan biaya hidup yang harus ditanggung oleh masing-masing penerima beasiswa?
Mahasiswa bisa menjadi asisten riset profesor. Untuk bagian ini gajinya cukup
memuaskan, atau jika ingin bekerja sebagai pelayan restoran, penjaga toko atau
buruh pabrik, maka upah minimum berkisar NT$ 100 per jam. Bagi yang mahir
berbahasa mandarin bisa dapat NT$ 5.000 per minggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar