Senin, 30 November 2015

PENGERTIAN PENELITIAN, MAHASISWA WAJIB TAHU




Penelitian merupakan tugas utama yang diemban oleh perguruan tinggi selain sebagai pusat pendidikan dan pengabdian masyarakat. Penelitian menjadi sebuah standar untuk dapat melihat perkembangan kualitas dari sebuah lembaga pendidikan, sekaligus sebagai pengembang khazanah keilmuan yang menjadi poros utama kegiatan pendidikan. Artinya, dengan penelitian, mampu membangun dua tugas lain perguruan tinggi (pendidikan dan pengabdian) menjadi sebuah sistem yang bersinergi dan membangun peradaban yang lebih baik.

Penelitian sebagai sebuah karya, harus mampu dipertanggungjawabkan sesuai dengan metode dan aturan-aturan yang ada di dalamnya. Pada proses selanjutnya, sebuah penelitian yang baik adalah penelitian yang memiliki manfaat bagi masyarakat, baik masyarakat umum, maupun masyarakat akademik (khususnya mahasiswa) yang mendorong penelitian lanjutan sebagai penge
mbangan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dan untuk memahami dasar-dasar dari penelitian, akan saya ulas kembali sebagai berikut.


ETIMOLOGI PENELITIAN

Penelitian kerap dipadankan dengan kata riset atau ‘research’ dalam istilah bahasa Inggris yang tersusun dari kata ‘re’ berarti kembali, dan ‘search’ atau to search yang berarti mencari. Dengan demikian, arti dari kata research adalah mencari kembali atau pencarian berulang-ulang yang menunjukkan adanya proses berbentuk siklus bersusun dan berkesinambungan.

Lebih jauh, dalam kamis merriam-webster dijelaskan bahwa kata research berasal dari bahasa Prancis pada abad pertengahan, yaitu ‘recherce’ yang memiliki pengertian ‘mencari-cari’. Kata tersebut berasal dari bahasa Prancis kuno ‘recherchier’. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, penelitian terdiri dari lima suku kata, yaitu ‘pe-ne-li-ti-an’. Adapun kata dasar dari penelitian adalah ‘teliti’ (kata sifat) yang berarti ‘cermat atau seksama’. KBBI menjelaskan bahwa kata penelitian termasuk katagori kata benda yang diartikan sebagai
a.    Pemeriksaan atau penyelidikan yang teliti, dan
b.    Kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.

TERMINOLOGI PENELITIAN

Setelah memahami pengertian penelitian secara etimologis, kita akan beranjak pada pemahaman termilogisnya. Penjelasan termonologi mengacu pada pendapat para ahli yang telah mapan dan memiliki konsep penelitian sesuai bidang dan pengalaman akademiknya, berikut ini adalah pemaparannya.

1.    Dalam pengertian sederhana, penelitian berarti kegiatan untuk mengungkapkan sesuatu agar jelas dan transparan. Sedangkan dalam arti luas, penelitian merupakan kegiatan yang sistematis dan terorganisir dalam bentuk penelaahan, penyelidikan dan percobaan secara ilmiah guna memecahkan suatu masalah atau menemukan sesuatu yang benar sebagaimana yang diinginkan. (Rusdin Pohan)
2.    Penelitian merupakan serangkaian kegiatan yang bersistem dengan tujuan mendapatkan jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan atau pertanyaan yang diajukan sebelum dilakukannya kegiatan penelitian untuk mencari kebenaran ilmiah (Sangidu)
3.    Dalam Introduction to Research, dijelaskan bahwa penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut. (Hilway)
4.    Penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematik untuk menguji jawaban-jawaban sementara (hipotesis) tentang permasalahan yang diteliti melalui pengukuran yang cermat terhadap fakta-fakta secara empiris. (Zainal Arifin)
5.    Penelitian diartikan sebagai suatu jenis studi yang dilakukan secara hati-hati dan mendalam dengan menggunakan metode ilmiah dengan tujuan untuk memecahkan masalah secara ilmiah dan juga untuk menemukan sesuatu yang baru. (Mahmud)
6.    Penelitian merupakan sebuah upaya untuk menjawab permasalahan secara sistematik dengan metode-metode tertentu melalui pengumpulan data empiris, mengolahnya dan kemudian menarik kesimpulan atas jawaban dari masalah tersebut. (Nana Sudjana dan Ibrahim)
7.    Penelitian dimaknai sebagai suatu investigasi yang dilakukan secara cermat, tekun, dan maksimal terhadap suatu objek dalam rangka kemajuan pengetahuan umat manusia. (H.L. Manheim)

Demikianlah penjelasan dasar tentang pengertian dari penelitian secara etimologi dan terminologi. Sebagai seorang akademisi, sudah sewajarnya memahami arti dari penelitian secara baik dan benar, agar dapat berlanjut kepada proses penelitian yang lebih baik, baik dari sisi metode, teknik dan analisis.


5 (LIMA) CIRI METODE ILMIAH

Sebuah kajian atau penelitian yang digunakan untuk mengungkap berbagai hal membutuhkan sebuah sistem yang bersifat ilmiah. Bersifat ilmiah berarti sebuah analisis empiris yang diorganisir dengan baik, terkontrol, objektif, bersifat kualitatif atau kuantitatif dari satu variabel atau lebih.

Lebih lanjut, untuk sampai kepada tahap tersebut, diperlukan sebuah item penelitian yang menjadi dasar dari sebuah kajian, yaitu metode ilmiah. Metode ilmiah memiliki 5 (lima) ciri atau unsur utama yang menjadi pembeda dari sebuah ‘metode’ pada umumnya. Maka, sebuah pendekatan ilmiah yang tidak memiliki salah satu dari unsur metode ilmiah ini, dapat dikatakan kehilangan bobot ilmiahnya sebagai sebuah kajian.

Berikut penjelasan mengenai lima ciri metode ilmiah
1.    TERBUKA (Sebuah penelitian ilmiah harus bersifat terbuka dan accessible).

Artinya, sebuah penelitian bersifat informatif, terbuka dan dapat diakses oleh peneliti-peneliti lainnya. Dalam laporan penelitiannya pun, harus menyebutkan secara jelas dan spesifik tentang metode yang digunakan, teknik dan prosedur pengumpulan data. Hal ini bertujuan untuk memungkinnya sebuah koreksi dan verifikasi terhadap temuan-temuan sebelumnya

2.    OBJEKTIF (Sebuah penelitian ilmiah tidak selalu sejalan dengan perkiraan dan ekspektasi penelitinya).

Artinya, ke-objektifan sebuah penelitian ilmiah harus searah dengan aturan/prosedur penelitian yang berlaku serta mengungkapkan fakta-fakta penelitian sebagaimana adanya, bukan sebagai interpretasi si peneliti

3.    EMPIRIS (Penelitian fokus kepada dunia yang dapat diketahui dan diukur).

Artinya sebuah penelitian haruslah bersifat empiris, dikarenakan bahwa peneliti mempelajari dunia yang diketahui bersama dan dapat diukur oleh siapapun. Dalam hal ini, peneliti harus mampu memahami dan mengklasifikasikan objek penelitiannya agar terhindar dari anggapan-anggapan yang bersifat metafisis, takhayul dan anggapan-anggapan tersebut tidak diterima dalam sebuah kajian ilmiah.

Bersifat empiris bukan berarti menghindari padangan yang bersifat abstrak. Namun, terdapat batasan-batasan tertentu dimana pandangan tersebut dapat masuk ke dalam kategori ilmiah, yaitu dengan katagori ‘dapat diamati’ dan ‘terukur’. Maka, keahlian dan kelihaian peneliti dalam membingkai hubungan konsep abstrak dengan dunia empiris harus terorganisir dengan baik melalui berbagai instrumen-instrumen yang ada

4.    SISTEMATIS (Sebuah penelitian selalu terkait dengan penelitian-penelitian sebelumnya).

Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan penelitian-penelitian sebelumnya sebagai dasar rujukan untuk melangkah kepada proses penelitian yang akan dilakukan. Pembacaan literatur ilmiah merupakan salah satu tahap utama untuk mengidentifikasi sebuah permasalahan. Langkah ini juga bertujuan untuk melihat apakah penelitian yang akan dilakukan merupakan kelanjutan dari penelitian-penelitian sebelumnya atau tidak.

Pada umumnya, proses yang dilakukan dalam sebuah penelitian dimulai dari suatu fenomena yang dicermati secara menyeluruh, kemudian dilanjutkan pada tahap pengembangan data berdasarkan pola-pola kesamaan untuk menjelaskan data tersebut. Ketika hubungan antar variabel selalu sama dalam berbagai kondisi, maka hasil-hasil pengamatan tersebut disusun dalam sebuah ‘rumusan’, ‘teori’ dan ‘hukum’.

5.    PREDIKTIF (Ilmu pengetahuan berfungsi untuk menghubungkan suatu peristiwa masa lampau, hari ini dan masa depan).

Artinya, teori-teori yang telah dibuat diaplikasikan bertujuan untuk membantu memperkirakan fenomena yang akan terjadi di masa depan. Sejalan dengan hal tersebut, teori yang disusun harus memiliki kualitas dari kemampuan untuk memperkirakan secara tepat sebuah fenomena atau peristiwa yang akan terjadi.

Tidak ada komentar: