Penelitian
merupakan tugas utama yang diemban oleh perguruan tinggi selain sebagai pusat
pendidikan dan pengabdian masyarakat. Penelitian menjadi sebuah standar untuk
dapat melihat perkembangan kualitas dari sebuah lembaga pendidikan, sekaligus
sebagai pengembang khazanah keilmuan yang menjadi poros utama kegiatan
pendidikan. Artinya, dengan penelitian, mampu membangun dua tugas lain
perguruan tinggi (pendidikan dan pengabdian) menjadi sebuah sistem yang
bersinergi dan membangun peradaban yang lebih baik.
Penelitian
sebagai sebuah karya, harus mampu dipertanggungjawabkan sesuai dengan metode
dan aturan-aturan yang ada di dalamnya. Pada proses selanjutnya, sebuah
penelitian yang baik adalah penelitian yang memiliki manfaat bagi masyarakat,
baik masyarakat umum, maupun masyarakat akademik (khususnya mahasiswa) yang
mendorong penelitian lanjutan sebagai penge
mbangan dari penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya. Dan untuk memahami dasar-dasar dari penelitian, akan saya
ulas kembali sebagai berikut.
ETIMOLOGI PENELITIAN
Penelitian
kerap dipadankan dengan kata riset atau ‘research’ dalam istilah bahasa Inggris
yang tersusun dari kata ‘re’ berarti kembali, dan ‘search’ atau to search yang
berarti mencari. Dengan demikian, arti dari kata research adalah mencari
kembali atau pencarian berulang-ulang yang menunjukkan adanya proses berbentuk
siklus bersusun dan berkesinambungan.
Lebih
jauh, dalam kamis merriam-webster dijelaskan bahwa kata research berasal dari
bahasa Prancis pada abad pertengahan, yaitu ‘recherce’ yang memiliki pengertian
‘mencari-cari’. Kata tersebut berasal dari bahasa Prancis kuno ‘recherchier’.
Sedangkan dalam bahasa Indonesia, penelitian terdiri dari lima suku kata, yaitu
‘pe-ne-li-ti-an’. Adapun kata dasar dari penelitian adalah ‘teliti’ (kata
sifat) yang berarti ‘cermat atau seksama’. KBBI menjelaskan bahwa kata
penelitian termasuk katagori kata benda yang diartikan sebagai
a.
Pemeriksaan
atau penyelidikan yang teliti, dan
b.
Kegiatan
pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan secara
sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu
hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.
TERMINOLOGI PENELITIAN
Setelah
memahami pengertian penelitian secara etimologis, kita akan beranjak pada
pemahaman termilogisnya. Penjelasan termonologi mengacu pada pendapat para ahli
yang telah mapan dan memiliki konsep penelitian sesuai bidang dan pengalaman
akademiknya, berikut ini adalah pemaparannya.
1.
Dalam
pengertian sederhana, penelitian berarti kegiatan untuk mengungkapkan sesuatu
agar jelas dan transparan. Sedangkan dalam arti luas, penelitian merupakan
kegiatan yang sistematis dan terorganisir dalam bentuk penelaahan, penyelidikan
dan percobaan secara ilmiah guna memecahkan suatu masalah atau menemukan
sesuatu yang benar sebagaimana yang diinginkan. (Rusdin Pohan)
2.
Penelitian
merupakan serangkaian kegiatan yang bersistem dengan tujuan mendapatkan jawaban
secara ilmiah terhadap permasalahan atau pertanyaan yang diajukan sebelum
dilakukannya kegiatan penelitian untuk mencari kebenaran ilmiah (Sangidu)
3.
Dalam
Introduction to Research, dijelaskan bahwa penelitian adalah suatu metode studi
yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna
terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap
masalah tersebut. (Hilway)
4.
Penelitian
merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematik untuk menguji
jawaban-jawaban sementara (hipotesis) tentang permasalahan yang diteliti melalui
pengukuran yang cermat terhadap fakta-fakta secara empiris. (Zainal Arifin)
5.
Penelitian
diartikan sebagai suatu jenis studi yang dilakukan secara hati-hati dan
mendalam dengan menggunakan metode ilmiah dengan tujuan untuk memecahkan
masalah secara ilmiah dan juga untuk menemukan sesuatu yang baru. (Mahmud)
6.
Penelitian
merupakan sebuah upaya untuk menjawab permasalahan secara sistematik dengan
metode-metode tertentu melalui pengumpulan data empiris, mengolahnya dan
kemudian menarik kesimpulan atas jawaban dari masalah tersebut. (Nana Sudjana
dan Ibrahim)
7.
Penelitian
dimaknai sebagai suatu investigasi yang dilakukan secara cermat, tekun, dan
maksimal terhadap suatu objek dalam rangka kemajuan pengetahuan umat manusia.
(H.L. Manheim)
Demikianlah
penjelasan dasar tentang pengertian dari penelitian secara etimologi dan
terminologi. Sebagai seorang akademisi, sudah sewajarnya memahami arti dari
penelitian secara baik dan benar, agar dapat berlanjut kepada proses penelitian
yang lebih baik, baik dari sisi metode, teknik dan analisis.
5 (LIMA) CIRI METODE ILMIAH
Sebuah
kajian atau penelitian yang digunakan untuk mengungkap berbagai hal membutuhkan
sebuah sistem yang bersifat ilmiah. Bersifat ilmiah berarti sebuah analisis
empiris yang diorganisir dengan baik, terkontrol, objektif, bersifat kualitatif
atau kuantitatif dari satu variabel atau lebih.
Lebih
lanjut, untuk sampai kepada tahap tersebut, diperlukan sebuah item penelitian
yang menjadi dasar dari sebuah kajian, yaitu metode ilmiah. Metode ilmiah
memiliki 5 (lima) ciri atau unsur utama yang menjadi pembeda dari sebuah
‘metode’ pada umumnya. Maka, sebuah pendekatan ilmiah yang tidak memiliki salah
satu dari unsur metode ilmiah ini, dapat dikatakan kehilangan bobot ilmiahnya
sebagai sebuah kajian.
Berikut
penjelasan mengenai lima ciri metode ilmiah
1.
TERBUKA (Sebuah penelitian ilmiah harus
bersifat terbuka dan accessible).
Artinya,
sebuah penelitian bersifat informatif, terbuka dan dapat diakses oleh
peneliti-peneliti lainnya. Dalam laporan penelitiannya pun, harus menyebutkan
secara jelas dan spesifik tentang metode yang digunakan, teknik dan prosedur
pengumpulan data. Hal ini bertujuan untuk memungkinnya sebuah koreksi dan
verifikasi terhadap temuan-temuan sebelumnya
2.
OBJEKTIF (Sebuah penelitian ilmiah tidak selalu
sejalan dengan perkiraan dan ekspektasi penelitinya).
Artinya,
ke-objektifan sebuah penelitian ilmiah harus searah dengan aturan/prosedur
penelitian yang berlaku serta mengungkapkan fakta-fakta penelitian sebagaimana
adanya, bukan sebagai interpretasi si peneliti
3.
EMPIRIS (Penelitian fokus kepada dunia yang
dapat diketahui dan diukur).
Artinya
sebuah penelitian haruslah bersifat empiris, dikarenakan bahwa peneliti
mempelajari dunia yang diketahui bersama dan dapat diukur oleh siapapun. Dalam
hal ini, peneliti harus mampu memahami dan mengklasifikasikan objek
penelitiannya agar terhindar dari anggapan-anggapan yang bersifat metafisis,
takhayul dan anggapan-anggapan tersebut tidak diterima dalam sebuah kajian
ilmiah.
Bersifat
empiris bukan berarti menghindari padangan yang bersifat abstrak. Namun,
terdapat batasan-batasan tertentu dimana pandangan tersebut dapat masuk ke
dalam kategori ilmiah, yaitu dengan katagori ‘dapat diamati’ dan ‘terukur’.
Maka, keahlian dan kelihaian peneliti dalam membingkai hubungan konsep abstrak
dengan dunia empiris harus terorganisir dengan baik melalui berbagai
instrumen-instrumen yang ada
4.
SISTEMATIS (Sebuah penelitian selalu terkait dengan
penelitian-penelitian sebelumnya).
Hal
ini ditunjukkan dengan penggunaan penelitian-penelitian sebelumnya sebagai
dasar rujukan untuk melangkah kepada proses penelitian yang akan dilakukan.
Pembacaan literatur ilmiah merupakan salah satu tahap utama untuk
mengidentifikasi sebuah permasalahan. Langkah ini juga bertujuan untuk melihat
apakah penelitian yang akan dilakukan merupakan kelanjutan dari
penelitian-penelitian sebelumnya atau tidak.
Pada
umumnya, proses yang dilakukan dalam sebuah penelitian dimulai dari suatu
fenomena yang dicermati secara menyeluruh, kemudian dilanjutkan pada tahap
pengembangan data berdasarkan pola-pola kesamaan untuk menjelaskan data
tersebut. Ketika hubungan antar variabel selalu sama dalam berbagai kondisi,
maka hasil-hasil pengamatan tersebut disusun dalam sebuah ‘rumusan’, ‘teori’
dan ‘hukum’.
5.
PREDIKTIF (Ilmu pengetahuan berfungsi untuk
menghubungkan suatu peristiwa masa lampau, hari ini dan masa depan).
Artinya,
teori-teori yang telah dibuat diaplikasikan bertujuan untuk membantu
memperkirakan fenomena yang akan terjadi di masa depan. Sejalan dengan hal
tersebut, teori yang disusun harus memiliki kualitas dari kemampuan untuk
memperkirakan secara tepat sebuah fenomena atau peristiwa yang akan terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar