Jumat, 06 Februari 2015

CARI PENDAMPING? ANAK BEM AJA :D


Layaknya sebuah negara, kehidupan di kampus juga tidak bisa dipisahkan dari aktivitas politik. Sebutlah Pemira Mahasiswa, rapat Senat, sampai diskusi bulanan dengan berbagai topic hangat yang sedang melanda negeri. Belum lagi rapat dengar pendapat yang sering memanas antara pihak kampus dan perwakilan mahasiswa.
Bicara soal politik kampus tentu tidak bisa dilepaskan dari BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) yang berperan sebagai jembatan penghubung antara tuntutan mahasiswa, pihak kampus, dan artikulasi aspirasi ke masyarakat. Karena tugasnya memang :menghubungkan” maka tak heran kalau anak BEM terkenal vocal.
Mereka yang setia jadi penunggu ruang BEM itu unik. Dianggap kelewat kritis, hobi demo, gak takut apapun selain Tuhan, sampai mendapat cap hampir-pasti-gak-bakal-cumlaude-karena-lulusnya-lama. Tapi benarkah seperti itu? Biarlah orang berkata apa, tapi disini saya akan menulis tentang alasan kenapa kamu yang bisa bersanding dengan anak BEM wajib bersyukur. Karena mereka menjadikanmu masuk golongan manusia beruntung.

1.      DI KAMPUS, ANAK BEM TERMASUK GOLONGAN MAHASISWA YANG EKSIS. ADA RASA BANGGA BERDAMPINGAN DENGAN DIA YANG TERKENAL DI KALANGAN MAHASISWA, DOSEN HINGGA PARA STAF KAMPUS.

Temen       : “Eh, kamu pacaran sama X, yaa?”
Kamu        : “Hehe, Iya. Kok tau sih?”
Temen       : “Iyalah. Dia kan anak BEM. Eksis banget di kampus”

Sibuk jadi panitia dalam berbagai kegiatan kampus atau nongol di barisan paling depan ketika ada demo mahasiswa menjadikan mereka yang ikut BEM termasuk golongan mahasiswa eksis. Bahkan, saat di kelas pun mereka sering terlihat aktif menjawab atau mengajukan pertanyaan pada dosen.
Ketika namanya dikenal mahasiswa seantero fakultas/prodi hingga bahkan universitas, mendampinginya tentu jadi kebanggaan tersendiri bagimu. Setidaknya, banyak orang mengenal pasanganmu sebagai seorang aktivis yang vocal menyuarakan hak-hak rekan-rekannya. Sepak terjang dan pengalamannya di organisasi menjadikan dirinya tak perlu lagi dipertanyakan.

2.      DIA YANG AKTIF DI BEM JELAS PUNYA INTELEKTUALITAS TINGGI. BERSAMA DIA, WAWASANMU AKAN MAKIN KAYA DARI HARI KE HARI
Tergabung dalam BEM membuat dia terlatih untuk selalu berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah. Tak perlu diragukan lagi, kemampuan berfikir dan nalarnya sudah pasti mumpuni. Dia terbiasa berpikir logis dan mengembangkan argument berdasarkan fakta dan kepentingan organisasi.

Bersama dia, kamu pun akan terbiasa melakoni hal-hal yang bisa menambah wawasan dan pengetahuan. Ketika pergi sarapan pagi berdua, dia akan menyempatkan diri untuk membeli Koran hari ini. Membacanya setelah selesai makan lalu mengajakmu berdiskusi perkara isu kenaokan BBM hingga kasus korupsi. Dengan dia, kamu pun tak akan melewatkan acara berita atau debat-debat politik di televise. Beruntung ‘kan kalau kamu punya pacar dan sekaligus ketularan pintar?

3.      PARA AKTIVIS BEM DIKENAL SUPEL DAN MUDAH BERGAUL. JEJARINGNYA LUAS, DARI BERBAGAI KALANGAN PULA. JADI PACARNYA BERARTI MASUK KE DUNIA YANG LEBIH TERBUKA

“Aktivis BEM biasanya supel dan gampang kenal dengan orang. Mulai dari dekan, dosen satpam, sampai cleaning service sekalipun. Kalau mereka aja bisa deket dengan orang dari multi background, dekat dengan bapak dan ibumu pun enggak akan jadi masalah. Hehe.” (Adiwena Yusuf, Aktivis BEM garis keras)

Salah satu keuntungan dari aktif berorganisasi adalah mengasah kemampuan interaksi sosial. Bertemu teman dari berbagai jurusan, menjadi dia yang ikut BEM punya karakter supel alias piawai dalam bergaul. Kegiatan yang melibatkan banyak orang dari berbagai kalangan pun menempanya hingga punya kelebihan yang satu ini.

Saat di ruang BEM dia bisa nyerocos bicara soal kebijakan pemerintah dengan sesame anggota BEM. Begitu sampai di kantin, dia pun asyik mengobrol dengan ibu kantin soal kenaikan harga sembako. Ketika sampai di parkiran, sejenak dia akan duduk bersama satpam kampus sambil mengkritisi kurangnya lahan parker di kampus. Nah, kalau bukan anak BEM, siapa lagi sih yang punya kelebihan macam ini?

Bersama anak BEM kamu akan dibawa “turun” dari menara gading yang selama ini menawarkan kenyamanan. Kamu memang tak harus langsung mengalami berbagai perjuangan khas aktivis jalanan, tapi dari berbagi cerita dengan kawan-kawannya kamu akan tahu bahwa dunia lebih luas dari kamas kost, ruang kelas di kampus dan semua keluhanmu.

4.      MITOS ANAK BEM YANG GAK STYLISH ITU FIKSI. MEREKA JELAS TIDAK BUTA PADA APA YANG SEDANG NGE-HIP DI LUAR SANA. HANYA SAJA MEREKA TAHU ADA YANG LEBIH PENTING DARI SEKADAR TAMPIL GAYA.

Jaket almamater jadi salah satu seragam wajib ketika anak-anak BEM menggelar aksi. Sementara, saat sibuk mengurus perijinan, mereka pun akan berusaha tampil rapi lantaran harus bolak-balik ke kantor jurusan hingga rektorat kampus. Namun, tampil rapi bukan berarti terlihat neardy, cupu, atau menbosankan lho. Mereka bisa kok mengkombinasikan celana jeans dengan PDH (Pakaian Dinas Harian) agar tetap terlihat “anak muda”.

Meski sibuk dengan berbagai agenda rapat dan focus pada urusan organisasi, jangan dikira mereka “buta” dengan sekitarnya. Mereka pun tahu model baju atau tren fashion terbaru. Bedanya, mereka bukan anak muda biasa yang gampang terbawa tren. Anak BEM adalah orang-orang kritis yang membedakan mana tren yang pantas diikuti dan mana yang lebih baik diabaikan saja.

Jika sudah begini, bukankah mereka juga bisa mengingatkanmu agar tidak mudah terbawa arus?

5.      KEHIDUPAN ANAK BEM DENGAN JADWALNYA YANG PADAT MEMANG MEMBUATMU HARUS BERSABAR. TAPI WALAUPUN JARANG BISA KENCAN KAMU HARUS TAHU BAHWA DIA SEDANG BERJUANG UNTUK SESUATU YANG LEBIH BESAR

Kamu        : “Sayang, malam minggu besok kita nonton yaa?”
Pacar anak BEM : “Aduh aaf sayang. Aku minggu sore ada rapat persiapan pemilu raya nih, pasti selesainya malem banget. Kita nonton minggu depan aja yaa.”
Kamu        : “Hmm… yaudah deh.” (kemudian manyun)

Sekilas, pacaran dengan mereka yang sibuk ikut organisasi hanya membuat “makan hati”. Berbagai agenda rapat harus dihadiri, acara diskusi, hingga aksi solidaritas atau bakti sosial pun tak kalah menyita waktunya. Kadang, hubungan dengan kamu pun akan terabaikan, kalah dengan berbagai kesibukannya seputar organisasi.

Tapi, coba deh dipikir-pikir lagi, bukankah hal itu tak seharusnya jadi masalah ketika waktu yang dia punya memang digunakan untuk hal yang bermanfaat? Kamu pun tak perlu merasa khawatir atau vuriga meski sedang tidak bersama dia. Sekalipun tak bisa menemanimu, kamu tahu dia sedang ada dimana dan bersama siapa. Jauh dari kemungkinan melakukan hal-hal negative, paling-paling dia sedang ngendon di ruang BEM karena ada rapat dengan divisinya.

6.      PUNYA KESIBUKAN SEABREK DI KELAS DAN KEWAJIBAN DI ORGANISASI TIDAK SERTA MERTA MEMBUAT MEREKA MENOMOR DUAKAN PERKULIAHAN. MEREKA LIHAI MENGATUR MANA YANG HARUS DIDAHULUKAN, MANA YANG BISA NANTI UNTUK DITUNTASKAN.

Stereotip megatif memang terlanjut lekat. Kesibukan di organisasi seringkali “memaksa” mereka mangkir dari urusan perkuliahan. Bolos kuliah, titip absen, belajar dengan SKS saat akan ujian, hingga skripsi yang keteteran umum terjadi di kalangan mereka. Namun, perkara yang satu ini tentu tidak bisa di generalisasi kan.

Tidak semua anak BEM kuliahnya berantakan. Ada pula yang bisa berhasil dan lulus kuliah dengan prestasi yang baik. Dan jika pasanganmu masuk golongan mahasiswa yang sukses di bidang akademik dan organisasi, tentu ini jadi kelebihan tersendiri. Selain punya kemampuan multitasking, pastilah dia punya manajemen waktu yang baik. Ketika urusan kampus dan rganisasi bisa ditangani sekaligus, dia pun pasti bisa diandalkan untuk urusan lainnya. Nggak salah kan kalau dia termasuk dalam kategori pacar idaman?

7.      MENDAMPINGI ANAK BEM TANPA SADAR MEMBUATMU IKUT TUMBUH SEBAGAI ORANG YANG MENGEDEPANKAN LOGIKA. MEREKA TAK BISA MENERIMA JIKA KAMU HANYA NGAMBEK TANPA ALASA KUAT DI BALIKNYA.

Anak BEM sudah terdidik untuk berpikir kritis. Pada dasarnya, mereka adalah para pemikir yang tak suka berdiam diri melihat ketimpangan dan ketidakadilan yang terjadi di sekitarnya. Kebijakan kampus yang baru akan dianalisa dengan logianya. Jika sekiranya tak sesuai, mereka pun akan merencanakan aksi untuk menentang kebijakan tersebut. Apakah dengan cara turun ke jalan, menyampaikan protes lewat tulisan, atau diskusi. Tentunya ini sudah melewati pertimbangan yang masak-masak.

Kemampuan menganalisa dan merunut masalah dengan logika inilah yang pasti terbawa dalam kehidupan sehari-hari. Saat berselisih denganmu misalnya, dia pun bisa menyelesaikannya dengan kepala dingin atau lewat jalan bicara. Ngambek atau mengedepankan emosi semata tak aka nada di kamus mereka.

8.      WALAU JALAN HIDUPNYA BERLIKU SEBAGAI MAHASISWA, CERITANYA AKAN BEDA SAAT SUDAH MEMASUKI DUNIA KERA. JEJARING ANTAR ANAK BEM YANG KUAT MEMBUAT BANYAK KESEMPATAN TERBUKA.

“Kami punya koneksi yang luas, baik di dalam maupun luar kampus. Ini bermanfaat banget buat kami, termasuk saat nanti mencari pekerjaan” (Zahra Zulfi, BEM UNS)

Yup, jaringan koneksi yang luas jelas akan membawa banyak keuntungan. Sederhana saja, saat mencari pekerjaan misalnya. Bukan tak mungkin HRD yang dia temui saat sesi wawancara adalah senirnya di BEM. Kesempatan untuk memperoleh pekerjaan pun bisa jadi semakin terbuka.

Saat jadi pegawai di sebuah perusahaan baru, rekan-rekan kerja yang ditemui mungkin juga sesame anggota BEM ketika masih di kampus. Pernah senasib dan sama-sama jadi aktivis menjadikan mereka punya hubungan yang dekat. Proses adaptasi dengan pekerjaan baru pun akan terasa lebih mudah.

9.      LOYALITASNYA PADA ORGANISASI MENUNJUKKAN BAHWA DIA PUNYA KOMITMEN TINGGI. APAPUN YANG TERJADI DIA AKAN BERTAHAN PADA JANJI YANG SUDAH DIBUATNYA SENDIRI.

Bekerja dengan sesame pengurus BEM untuk mewujudkan sebuah acara adalah bukti bahhwa mereka terlatih untuk bekerja dalam tim. Setiap divisi akan saling bantu demi terselenggaranya suatu event. Solidaritas antar pengurus BE jelas tak perlu diragukan lagi. Kesediaan memenuhi berbagai agenda rapat dan begadang menyelesaikan surat-surat perijinan adalah bukti dedikasi dan loyalitas yang juga mereka miliki.

Loyalitas dan solidaritas tinggi mereka miliki lantaran punya komitmen pada organisasi yang diikuti. Sejak mendaftar sebagai anggota BEM dan ikut diklat, niat dan tekadnya sudah bulat. Segala tugas, kewajiban dan knsekuensi di baliknya pun akan siap dilaksanakan. Tahu makna dan pentingnya sebuah komitmen, kamu pun tak perlu meragukan komitmen dia pada hubugan kalian kan?

10.  KEJUJURAN DAN GAYA LUGASNYA SAAT BICARA MEMBUAT HUBUNGAN KALIAN MINUM DRAMA. TAK PERLU LAGI ADA KODE-KODE DI UDARA.

Dia pernah turun ke jalan mengkritik kebijakan pemerintah, pernah debat dengan dosen gara-gara menyinggung system perkuliahan di kelas yang menurutnya tidak efektif, tak disukai beberapa teman lantaran sikapnya yang kritis dan lugas. Yup, dia memang terbiasa jujur dan berani menyampaikan pendapat-pendapatnya, termasuk saat dengan kamu.

Kadang, kejujuran itu memang terdengar menyakitkan. Tapi, sikap jujur yang dia punya sebenarnya baik bagi hubungan kalian. Setidaknya, dia tidak berusaha berbohong hanya demi menyenangkan kamu. Sikap jujur inilah yang menjadikan hubungan kalian jauh dari masalah dan minim drama.

11.  KALAU URUSAN HARGA CABE, CALON KAPOLRI, SAMPAI KENAIKAN SPP BISA MEMBUATNYA PUSING SETENGAH MATI, BUKANKAH ITU TANDA BAHWA DIA PUNYA KEPEKAAN YANG TINGGI?

“Fakultas/prodi dan kampus aja diperhatiin, apalagi kamu yang jadi pacarnya.” (Rizal Fikri, pernah aktif di BEM)

Mereka yang terlibat dalam gerakan BEM memang pantas dapat predikat luar biasa. Bagaimana tidak, banyak hal akan jadi perhatian mereka. Mulai dari urusan kebijakan negara, kampus, hingga imbas yang dirasakan masyarakat atau warga kampusnya.


Rasa peduli ini pula yang semakin mengasah kepekaan mereka terhadap sekitarnya. Dia tak akan cuek saat ada teman yang membutuhkan bantuannya. Jika dengan orang lain saja mereka bisa sedemikian peduli dan perhatiannya, bayangkan betapa dia bisa peduli padamu yang notabene adalah kekasihnya?

12.  BERJALAN DI SISINYA MEMBUKA MATA. HIDUP LEBIH DARI SEKADAR MEMENUHI KEBUTUHAN PRIBADI. ADA PRINSIP DAN KEYAKINAN YANG HARUS DIPERJUANGKAN. ADA HUTANG PADA NEGERI YANG HARUS DILUNASI

Dia tahu, apa yang dipercaya atau diyakini haruslah diperjuangkan. Aksi-aksi yang selama ini dilakukan adalah bukti nyata dari perjuangannya. Mendampinginya membuka mata. Selama ini ternyata kamu belum begitu bermanfaat sebagai manusia, karena hanya memikirkan kepentinganu saja. Bersamanya kamu akan tahu bahwa hidup lebih dari sekadar lulus kuliah kemudian bekerja, menikah hingga beranak pinak lalu mati.

Ada prinsip yang harus diperjuangkan sampai mati. Ada hutang pada negeri yang wajib dilunasi. Berdua, kalian bisa berproses bersama untuk menjadi manusia yang lebih punya makna.

Nah, bagaimana? Masih ragukah kamu berdampingan dengan dia yang jadi aktivis BEM??? 

Tidak ada komentar: