Rasa malas
adalah hal yang kerap menyambangi kita dalam kehidupan sehari-hari. Perasaan
ini membuat kita enggan memulai tugas yang memang harus segera diselesaikan,
perasaan ini pulalah yang tidak jarang jadi alas an dibalik pilihan untuk
menunda sebuah pekerjaan. Bagaimana dengan kamu? Apakah masih juga dengan sikap
malas yang membatu itu?
Yuk kita
berpikir ulang, apakah layak kemalasan dipertahankan dan dipelihara? Setiap
rasa malas dating dan menyapa, nggak ada salahnya kamu coba putar hal-hal ini
di benakmu
1. SETIAP RASA MALAS DATANG, COBA TANYAKAN PADA DIRI SENDIR “KENAPA SIH AKU MELAKUKAN HAL INI?”
Setiap rasa malas dating, coba deh
pikirkan alasan kenapa kamu memilih untuk menunda mengerjakan tugas. Apakah
karena tugasnya terlalu berat, teman satu tim yang tidak menyenangkan, atau
memang karena kamu merasa tidak mampu menyelesaikannya? Temukan alasan terbesar
di balik rasa malas yang menyerangmu.
Mengenali sumber rasa malas penting
untuk dilakukan, sebab lewat cara inilah kamu akan bisa mengambil langkah tepat
untuk mengatasinya. Tanpa mengetahui sumber dari rasa malas yang menyerangmu,
kamu juga tidak akan tahu apa yang sebaiknya harus kamu lakukan. Berusaha
menghalau rasa malas tanpa tahu penyebabnya itu seperti kamu sedang demam, tapi
malah minum obat untuk batuk. Bisa sih, tapi sia-sia.
2.
BAYANGKAN
HIDUPMU SETELAH MENUNDA DAN BERSENANG-SENANG. BUKANKAH AKAN LEBIH BANYAK
WAKTUMU YANG HILANG?
Kalau kamu malas dan menunda mengerjakan
tugas, apa yang harus kamu bayar nanti? Coba hitung berapa banyak hal yang
perlu kamu korbankan jika rasa malas yang mendatangimu tidak segera kamu usir.
Contohnya, kamu enggan menyelesaikan tumpukan paper yang deadline-nya pekan depan, merasa masih punya waktu
seminggu penuh untuk mengerjakannya.
Kemalasanmu membuka laptop untuk mulai
mencari referensi harus dibayar mahal dengan hilangnya waktu bersosialisasi
dengan teman-teman di pekan depan. Kamu akan tenggelam dalam tumpukan tugas
yang semakin tidak bisa ditinggalkan. Belum lagi kalau nilai yang kamu dapatkan
jelek karena kamu mengerjakannya terburu-buru.
Nah lho, mendingan nggak malas sekarang
atau menyesal kemudian? Hehe
3.
MENUNDA
TUGAS SAMA SAJA DENGAN STALKING AKUN
TWITTER MANTAN DAN PACAR BARUNYA. MENGGODA, TAPI TIDAK MEMBAWA KEBAIKAN
Hal tersulit dalam sebuah perjalanan
adalah memulainya. Mengumpulkan tenaga dan niat untuk mengawali sesuatu memang
menbutuhkan upaya yang tidak kecil. Namun coba deh ingat-ingat lagi, ketika
kamu sudah mengerjakannya beban itu sedikit demi sedikit terangkat dari
pundakmu, bukan?
Suatu hal yang perlahan mulai dikerjakan
akan makin menunjukkan hasil akhirnya. Kalau kamu mulai mencicil pendahuluan
dan mencari pertanyaan riset untuk paper akademismu, perlahan hal-hal yang
harus masuk di bab pembahasan akan mulai terbesit di otakmu. Saat kamu mulai
membuat story line untuk video yang
harus kamu selesaikan, kamu akan mengerti scene
dari menit ke berapa yang harus dimasukkan.
4.
KAMU
BOLEH PUNYA 1000 ALASAN UNTUK MENUNDA. TAPI TOH PADA AKHIRNYA TUGAS ITU HARUS
KAMU KERJAKAN JUGA, BUKAN?
Rasa malas tidak akan serta merta
mengubah kewajibanmu. Semalas apapun kamu memulai sesuatu, tugas dan kewajiban
yang diberikan padamu akan tetap perlu kau selesaikan. Dosen, orang tua, rekan
kerja, hingga atasanmu tidak akan mentoleriri melesetnya tenggat waktu karena 1
(satu) alasan yaitu MALAS.
Berusahalah untuk selalu mengingat hal
ini setiap rasa malas menyerang. Apa untungnya malas, saat kewajiban dan hidup
tidak mau mentolerir kemlasan yang kamu rasakan? Lebihbaik menghadapi kewajiban
dan segera memutuskannya, disbanding terus-terusan berkutat dengan rasa malas
yang membuatmu tidak produktif.
5.
KALAU
RASA MALAS ITU MASIH MENGGEBU, BAYANGKAN DAMPAK KEMALASANMU PADA ORANG-ORANG DI
SEKITAR. MEREKA YANG TAK BERDOSA TAPI HARUS JADI KORBAN
Ketika malas jadi pemberat di kaki dan
tanganmu, ingatlah bahwa kemalasan yang kamu rasakan saat ini bisa membawa
dampak besar bagi hidup orang lain. Kalau kamu malas mencicil tugas hingga
mengerjakannya dengan asal-asalan kemudian, rekan sekelompokmu bisa turut
mendapat nilai yang tidak memuaskan. Saat kamu malas mengerjakan laporan
keuangan untukkantor, manajermu yang kena semprot atasan.
Ingatlah bahwa setiap keputusan yang
kamu ambil bisa membawa dampak yang besar bagi kehidupan orang lain. Menjadi
dewasa berarti tidak lagi memikirkan keinginan dan egomu sendiri. Ada
kepentingan orang lain juga yang juga perlu kamu pertimbangkan dalam setiap
tindakan yang kamu ambil.
6.
STOP
BERSEMBUNYI DI BALIK KELUHAN DAN ALASAN. KAMU ADALAH MANUSIA DEWASA YANG
BERTANGGUNGJAWAB PENUH PADA NAIK-TURUNNYA PERASAAN
Ada kalimat keluhan seperti ini = “Ya
wajar dong aku malas, dosennya nggak asik. Teman-teman sekelompoknya juga
membosankan.” Atau seperti ini = “Bos-ku otoriter banget, jadi malas masu
kantor deh.”
Berhentilah menyalahkan keadaan dan
orang lain atas rasa malas yang tidak bisa kamu halau itu. Yang salah bukan
mereka, kesalahan itu ada pada dirimu sendiri. Kamulah yang bertanggung jawab
pada manajemen perasaan yang kamu alami. Ketika rasa malas tidak bisa kamu
temukan solusinya, berarti ada yang salah dengan kontrol yang ada di dalam
dirimu.
Ambil nafas dalam-dalam, tenangkan diri
dan yakinkan bahwa kamulah kapten dari tubuh dan perasaan yang sedang maupun
yang akan kami alami. Ambil kendali atas mood dan berbagai perasaan lain yang
sedang kamu hadapi. Stop menjadikan orang lain sebagai kambing hitam dari
lemahnya kontrol diri yang kamu miliki itu.
7.
KAMU
BUKAN PECUNDANG. DALAM PERANG MELAWAN RASA MALAS DENGAN DIRI SENDIRI INI KAMU
PASTI BISA MENANG
You’re the captain of your soul (Kamu
adalah kapten/pemimpin atas jiwamu sendiri). Kamulah yang seharusnya punya
kendali penuh atas gempuran emosi yang kamu rasakan. Kamu punya daya untuk
memilah emosi mana yang layak kami salami, dan emosi macam apa yang harus kamu
tinggalkan. Memilih menyerah dan tenggelam pada kubangan rasa malas menunjukkan
kamu kalah dalam perang melawan diri sendiri.
Kuasai emosimu, atur dan tempatkan
prioritasmu sebaik mungkin. Kalau kamu punya niat, kemalasan itu pasti bisa
kamu lawan kok!
Sudah siap menghalau rasa malas yang
sering jadi penghalang bagi kemajuan pribadimu yang mulia? Hus hus sana, usir
si kemalasan jauh-jauh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar