Merasa Indeks Prestasi (IP) atau
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) turun? Atau bukan hanya menjadi perasaan namun
sudah menjadi kenyataan? Harus nangis gitu? Harus marah ke dosen yang memberi
nilai gitu? Marah pada lingkungan gitu? Atau menyalahkan jadwal yang mengaku super padat gitu?
Ya, itu beberapa pertanyaan yang
bisa diajukan pada diri sendiri ketika pada kenyataannya IP atau IPK turun.
Banyak mahasiswa kecewa ketika mengetahui IP atau IPK tidak sesuai dengan harapan sehingga berujung menyalahkan apapun yang bisa menjadi kambing hitam. Tidak salah, namun baikkah?
Banyak mahasiswa kecewa ketika mengetahui IP atau IPK tidak sesuai dengan harapan sehingga berujung menyalahkan apapun yang bisa menjadi kambing hitam. Tidak salah, namun baikkah?
Kalau sudah IP atau IPK turun di
semester ini, lantas apa yang bisa dilakukan? Menyalahkan keadaan yang sudah
berlalu, bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan. Lalu apa?
We can see our life!!!
Banyak sekali hal yang kita
lupakan selama ini, teman. Setiap orang mempunyai agenda atau ritme kehidupan
yang berbeda. Ada beberapa tipe mahasiswa, diantaranya
Ø
Mahasiswa yang focus belajar di akademik
perkualiahan
Ø
Mahasiswa yang focus belajar, juga focus di satu
atau beberapa organisasi
Ø
Mahasiswa yang focus belajar, focus di
organisasi, focus kerja sampingan
Ø
Mahasiswa yang focus belajar, focus kerja
Ø
Mahasiswa focus kerja
Ø
Mahasiswa focus organisasi
Beda gak tuh?
Jelas beda, ada yang focus pada
satu hal dan ada juga yang focus pada beberapa hal. Ada mahasiswa yang
menyadari bahwa perkuliahan itu penting, namun ada juga yang
mengenyampingkannya. Tidak salah, namun baikkah?
Sekali, dua kali, IP atau IPK
turun itu wajar. Tapi kalau turun terus itu jadi pertanyaan. Wajar itu masih
wajar, ketika diri kita mulai sadar bahwa turunnya IP merupakan suatu bahan
evaluasi kesalahan. Bukan wajar yang bisa terus diulang.
Misal, tingkat dua merasa IP atau
IPK turun, harus bisa di jadikan batu loncatan agar tingkat tiga bisa lebih
baik lagi. Jangan mengeluh, terkadang diri kita melihat rumput tetanggan lebih
hijau di bandingkan dengan rumput di taman sendiri. kalau diri kita mau
bersyukur, banyak keajaiban yang telah menghampiri saat IP atau IPK itu turun.
Apa saja?
1.
COBA EVALUASI DIRI KITA SENDIRI
Banyak hal yang telah diri kita lakukan disaat
mahasiswa lain tekun belajar. Banyak pengalaman hidup yang telah diri kita
lewati lebih dari mahasiswa rata-rata. Banyak pembelajaran hidup yang baru kita
sadari: a) Betapa
pentingnya arti waktu, b) Betapa
pentingnya belajar, c) Betapa
pentingnya membagi waktu (belajar, berbakti, bekerja, berorganisasi, istirahat), d) Betapa
pentingnya niat dan tujuan belajar, e) Betapa
pentingnya suatu organisasi dan pekerjaan, f) Betapa pentingnya berbakti kepada kedua orang
tua, g) Betapa
pentingnya uang, h) Betapa
pentingnya mengenal karakter orang, dan betapa penting lainnya yang masih
banyak.Tidak semua orang merasakan apa yang diri kita rasakan saat ini. Ketika IP atau IPK turun, itulah tamparan halus yang Tuhan berikan untuk diri kita yang sempat lalai akan bersyukur. Untuk membayar itu semua, ikhlaskan diri saat ini menerima IP/IPK yang mulai menipis jumlah angkanya. Berjuanglah agar diri ikhlas menerima IP/IPK yang mulai bertambah lagi jumlah angkanya di semester selanjutnya
2.
SETELAH EVALUASI DIRI
Ternyata diri kita sadar, banyak hal yang telah diri
kita lakukan dalam waktu kebelakang dan banyak hal pula yang harus diri kita
lakukan dalam waktu kedepan
a. Menyadari
pentingnya niat dalam belajar, lalu memperbaiki dan meluruskan niat sehingga
memudahkan diri dalam menyarap ilmu yang diberikan oleh dosen
b. Menyadari
pentingnya Tuhan, menguatkan diri kita bahwa semua adalah atas kehendakNya,
tugas kita sebagai hamba adalah berusaha sungguh-sungguh dan mengembalikan
hasil kepadaNya.
c. Menyadari
pentingnya waktu, mengajarkan kita membagi waktu antara kuliah, organisasi dan
bekerja. Hingga hasilnya akan seimbang, akademik mampu memperluas dan
memperdalam ilmu pengetahuan dalam diri. Organisasi mampu menjadikan diri kita
lebih dewasa dalam menjalani kehidupan. Dan bekerja mampu menjadikan diri kita
berusaha memanfaatkan apa yang telah diri kita miliki.
d. Menyadari
kesalahan saat ini, menjadikan diri lebih kuat dalam bertekad memperbaiki diri
di masa kini dan masa depan.
Jadi apa? Berpikir positiflah
dalam menyikapi episode kehidupan, karena telah jelas antara diri kita dan
orang lain pasti berbeda. Bersyukurah bahwa Allah SWT telah menakdirkan diri
kita merasakan yang belum tentu semua orang rasakan. Sadarlah bahwa akademik
itu penting karena diri kita adalah mahasiswa.
Jangan jadikan kesibukan saat ini
menjadi salah satu indikasi kebodohan diri kita. Mahasiswa yang berfikir adalah
mahasiswa yang bisa mengambil hikmah disetiap kejadian. Kalau ada mahasiswa
yang tidak bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian, berarti………………………….
(silahkan anda isi sendiri yaa hehe)
Salam semangat perbaikan!!!
Yes, we can do it. Prove it and
make it real and also come true J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar