Kamis, 05 Februari 2015

KETIKA IP / IPK TURUN



Merasa Indeks Prestasi (IP) atau Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) turun? Atau bukan hanya menjadi perasaan namun sudah menjadi kenyataan? Harus nangis gitu? Harus marah ke dosen yang memberi nilai gitu? Marah pada lingkungan gitu? Atau menyalahkan jadwal yang mengaku super padat gitu?

Ya, itu beberapa pertanyaan yang bisa diajukan pada diri sendiri ketika pada kenyataannya IP atau IPK turun.
Banyak mahasiswa kecewa ketika mengetahui IP atau IPK tidak sesuai dengan harapan sehingga berujung menyalahkan apapun yang bisa menjadi kambing hitam. Tidak salah, namun baikkah?
Kalau sudah IP atau IPK turun di semester ini, lantas apa yang bisa dilakukan? Menyalahkan keadaan yang sudah berlalu, bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan. Lalu apa?

We can see our life!!!

Banyak sekali hal yang kita lupakan selama ini, teman. Setiap orang mempunyai agenda atau ritme kehidupan yang berbeda. Ada beberapa tipe mahasiswa, diantaranya
Ø  Mahasiswa yang focus belajar di akademik perkualiahan
Ø  Mahasiswa yang focus belajar, juga focus di satu atau beberapa organisasi
Ø  Mahasiswa yang focus belajar, focus di organisasi, focus kerja sampingan
Ø  Mahasiswa yang focus belajar, focus kerja
Ø  Mahasiswa focus kerja
Ø  Mahasiswa focus organisasi

Beda gak tuh?

Jelas beda, ada yang focus pada satu hal dan ada juga yang focus pada beberapa hal. Ada mahasiswa yang menyadari bahwa perkuliahan itu penting, namun ada juga yang mengenyampingkannya. Tidak salah, namun baikkah?
Sekali, dua kali, IP atau IPK turun itu wajar. Tapi kalau turun terus itu jadi pertanyaan. Wajar itu masih wajar, ketika diri kita mulai sadar bahwa turunnya IP merupakan suatu bahan evaluasi kesalahan. Bukan wajar yang bisa terus diulang.
Misal, tingkat dua merasa IP atau IPK turun, harus bisa di jadikan batu loncatan agar tingkat tiga bisa lebih baik lagi. Jangan mengeluh, terkadang diri kita melihat rumput tetanggan lebih hijau di bandingkan dengan rumput di taman sendiri. kalau diri kita mau bersyukur, banyak keajaiban yang telah menghampiri saat IP atau IPK itu turun. Apa saja?

1.       COBA EVALUASI DIRI KITA SENDIRI
Banyak hal yang telah diri kita lakukan disaat mahasiswa lain tekun belajar. Banyak pengalaman hidup yang telah diri kita lewati lebih dari mahasiswa rata-rata. Banyak pembelajaran hidup yang baru kita sadari: a) Betapa pentingnya arti waktu, b) Betapa pentingnya belajar, c) Betapa pentingnya membagi waktu (belajar, berbakti, bekerja, berorganisasi, istirahat), d) Betapa pentingnya niat dan tujuan belajar, e) Betapa pentingnya suatu organisasi dan pekerjaan, f) Betapa pentingnya berbakti kepada kedua orang tua, g) Betapa pentingnya uang, h) Betapa pentingnya mengenal karakter orang, dan betapa penting lainnya yang masih banyak.
Tidak semua orang merasakan apa yang diri kita rasakan saat ini. Ketika IP atau IPK turun, itulah tamparan halus yang Tuhan berikan untuk diri kita yang sempat lalai akan bersyukur. Untuk membayar itu semua, ikhlaskan diri saat ini menerima IP/IPK yang mulai menipis jumlah angkanya. Berjuanglah agar diri ikhlas menerima IP/IPK yang mulai bertambah lagi jumlah angkanya di semester selanjutnya

2.       SETELAH EVALUASI DIRI
Ternyata diri kita sadar, banyak hal yang telah diri kita lakukan dalam waktu kebelakang dan banyak hal pula yang harus diri kita lakukan dalam waktu kedepan
a.     Menyadari pentingnya niat dalam belajar, lalu memperbaiki dan meluruskan niat sehingga memudahkan diri dalam menyarap ilmu yang diberikan oleh dosen
b.               Menyadari pentingnya Tuhan, menguatkan diri kita bahwa semua adalah atas kehendakNya, tugas kita sebagai hamba adalah berusaha sungguh-sungguh dan mengembalikan hasil kepadaNya.
c.       Menyadari pentingnya waktu, mengajarkan kita membagi waktu antara kuliah, organisasi dan bekerja. Hingga hasilnya akan seimbang, akademik mampu memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan dalam diri. Organisasi mampu menjadikan diri kita lebih dewasa dalam menjalani kehidupan. Dan bekerja mampu menjadikan diri kita berusaha memanfaatkan apa yang telah diri kita miliki.
d.             Menyadari kesalahan saat ini, menjadikan diri lebih kuat dalam bertekad memperbaiki diri di masa kini dan masa depan.

Jadi apa? Berpikir positiflah dalam menyikapi episode kehidupan, karena telah jelas antara diri kita dan orang lain pasti berbeda. Bersyukurah bahwa Allah SWT telah menakdirkan diri kita merasakan yang belum tentu semua orang rasakan. Sadarlah bahwa akademik itu penting karena diri kita adalah mahasiswa.
Jangan jadikan kesibukan saat ini menjadi salah satu indikasi kebodohan diri kita. Mahasiswa yang berfikir adalah mahasiswa yang bisa mengambil hikmah disetiap kejadian. Kalau ada mahasiswa yang tidak bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian, berarti…………………………. (silahkan anda isi sendiri yaa hehe)
Salam semangat perbaikan!!!
Yes, we can do it. Prove it and make it real and also come true J

Tidak ada komentar: