Kamis, 19 Maret 2015

6 PENANDA SEDERHANA YANG TANPA DISADARI MEMBUAT HIDUPMU LEBIH BAHAGIA



Hidup yang dihabiskan demi mengejar kebahagiaan adalah sebuah kesia-siaan. Menjadikan “bahagia” sebagai tujuan hidup tanpa benar-benar mengerti makna bahagia yang sebenarnya adalah kesalahan. Namun, kita memang kadang terlalu sibuk mengejar hal-hal yang dirasa bisa membawa kebahagiaan. Pekerjaan yang mapan, pendidikan tinggi gaji bulanan yang mencukupi hinggga kehadiran pasangan yang
selalu setia mendampingi. Kita tak menyadari bahwa kebahagiaan itu sebenarnya tak datang dari mana-mana dan bukan dari apa-apa, tapi dari dalam diri kita sendiri!

KEBAHAGIAAN ADALAH HAK MANUSIA YANG PALING HAKIKI. KAMU BISA BAHAGIA MESKIPUN HIDUP SENDIRI, TANPA TEMAN ATAU KEKASIH HATI
Bagi orang bahagia, kebahagiaan bisa ditemkan dimana saja. Kamu tidak harus punya orang yang menemani untuk menikmati hidup. Kamu bisa saja punya sahabat atau pacar, tapi dengan diri sendiri pun kamu tetap bisa merasa nyaman.
Ketika kamu tidak menggantungkan kebahagiaanmu pada orang lain, kamu tidak akan lantas jadi hancur ketika mereka berbuat hal-hal yang tak mengenakkan padamu. Salah paham dengan sahabat atau putus cinta? Kamu bisa tetap tenang – tidak lantas jadi nelangsa dan berpikir bahwa hidupmu sudah habis.
Prinsip semacam ini penting, karena tiap orang pasti akan melakukan kesalahan. Mereka yang berharga mungkin saja melakukan hal yang membuatmu kecewa. Ketika kamu tidak menggantungkan kebahagiaanmu pada perkataan dan perbuatan mereka, kamu bisa lebih mudah untuk legawa.

KEBERHASILAN ORANG LAIN BUKAN KEGAGALANMU. ABAIKAN RASA CEMBURU KARENA KAMU HANYA HARUS FOKUS MENGEJAR MIMPIMU
Jalan hidup dua orang bisa saling beririsan, namun tujuan akhir mereka tetap berbeda-beda. Misalnya, kamu dan sahabatmu bisa saja sama-sama kuliah di jurusan yang sama. Sementara kamu menikah lebih dahulu dan membuka praktik di kota tempat suami/istrimu bekerja, dia diterima di Medecins Sans Frontier (Doctors Without Borders) dan ditugaskan menghalau malaria di Afrika.
Kamu tidak akan bahagia jika membanding-bandingkan dirimu yang sekarang dengan sahabatmu yang bisa keliling dunia. Setiap orang punya “prestasinya” sendiri. Ketika temanmu bisa menolong pemberantasan epidemi di Kenya, kamu bisa menjadi suami/istri yang baik untuk pasanganmu, serta ayah/ibu yang siap agi calon anakmu kelak. Kamu bukanlah orang yang menyedihkan hanya karena belum pernah pergi ke Afrika.
Orang yang bahagia tahu bagaimana caranya mengejar impiannya sendiri. Tak ada gunanya membanding-bandingkan karena setiap orang pun berhak bahagia dengan cara yang berbeda.

PUNYA KEINGINAN DIHORMATI DAN DIHARGAI ITU WAJAR SAJA. TAPI KAMU TAHU BAHWA MENGHAMBA PADA PENGAKUAN ORANG LAIN ADALAH HAL YANG SIA-SIA
Faktanya, tidak ada orang yang akan benar-benar mengeri betapa susahnya menjadi kita. Tidak ada yang tahu usahamu begadang berhari-hari untuk menyelesaikan skripsi. Yang bisa orang tua atau teman-temanmu lihat hanyalah hasil akhirnya ; nilai A, A-, B, atau ujian ulang. Tidak ada yang tahu kalau kamu sering mati-matian belajar hanya untuk lulus UAN. Yang orang tahu hanyalah apakah kamu berhasil melewatinya atau harus kejar paket C.
Karena tidak ada yang bisa melihat perjuanganmu secara utuh, tidak ada juga yang bisa mengakuimu secara sempurna. Karena itu, adalah hal yang absurd untuk menuntut orang lain memberikanmu pengakuan. Untuk bertahan, yang paling penting bukanlah pengakuan orang. Resepnya adalah percaya bahwa duniamu dan dunia orang lain bisa lebih baik berkat apa yang kamu usahakan.

KEGAGALAN DI MASA LALU TIDAK LAGI DIRUTUKI. KAMU SIBUK MEMACAK DIRI DEMI PUNYA MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK LAGI
Setiap orang punya masalahnya sendiri-sendiri. Kamu pun juga begitu. Mungkin, kamu menyesaln setelah putus dari pacarmu. Kamu tidak tahu caranya move on, sementara dia mungkin sudah punya pacar baru. Ketidakbahagiaanmu dalam hubungan pribadi lalu menular ke sisi-sisi hidupmu yang lainm termasuk sisi akademik dan profesional.
Kalau kamu orang yang bahagia, kamu bisa menyadari bahwa tiap orang melakukan kesalahan. Kamu menyadari bahwa kamu salah telah meninggalkan pacarmu dan hubungan kalian. Kamu menyadari bahwa kamu telah menyakitinya dan dia lebih berharha dari apa yang kamu kira.
Lalu kamu akan memaafkan dirimu sendiri. Tentu saja ini lebih mudah ditulis daripada dilakukan. Proses ini bisa memakan waktu bertahun-tahun, atau berbulan-bulan. Orang bahagia bukannya tidak tahu bahwa proses memaafkan ini butuh waktu lama. Mereka hanya akan berusaha supaya proses itu tak berlangsung selamanya.

MEMILIH TEMAN JELAS TAK BISA ASAL-ASALAN. MANFAATKAN WAKTUMU UNTUK BERGAUL DENGAN MEREKA YANG MENGAJARIMU KEBAIKAN
Kamu mendapat teman baru di ospek kampus, dan kalian langsung cocok. Tapi, lama kelamaan kamu mulai merasa terganggu dengan sifatnya yang selalu membicarakan orang lain di belakang. Kamu mulai merasa bersalah ketika kamu tidak ikut-ikutan dia membicarakan orang lain.
Kalau kamu orang bahagia, kamu akan bisa mendeteksi mana yang merupakan pengaruh negatif bagi hidupmu. Tak hanya itu, kamu akan cukup kuat untuk mundur perlahan dan keluar. Karena kalau kamu terus berada di lingkungan tersebut, kamu akan semakin tertekan.
Carilah lingkungan yang positif buatmu. Temukan hal-hal yang akan membuatmu senang. Ingatlah, orang bahagia pasti dikelilingi oleh orang-orang yang bahagia juga.

BAHAGIA BISA DIDAPAT TANPA PERLU BANYAK USAHA. JUJUR PADA DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN ADALAH CARA SEDERHANA YANG BISA KAMU LAKUKAN SETIAP HARINYA
Orang yang bahagia bukan orang yang dibuai oleh dongeng. Mereka tidak hidup di alam imajinasi dan delusi. Kunci dari bahagia bukanlah meyakinkan diri bahwa semua terjadi du dinua ini adalah hal yang baik. Kunci dari bahagia adalah menerima bahwa tak selamanya hidup ini baik-baik saja.
Orang yang bahagia akan selalu jujur pada dirinya sendiri, serta pada orang lain. Dia tahu apa yang sebenarnya dia ma, dan sampai dimana dia harus bersabar dan menerima. Ketika orang lain disekitarnya berlaku kelewatan, dengan tegas dia bisa membela hak-haknya.
Kejujuran pada diri sendiri dan orang lain penting untuk menjaga jati dirimu. Tanpa jati diri yang terjaga, hidupmu tak akan jelas juntrungannya. Berharap bisa menjalani hidup yang bahagia tak seharusnya membuatmu tertekan. Kebahagiaan akan dtaang dengan sendirinya, ketika pikiran dan apa yang kamu lakukan selalu bertujuan kepada kebaikan.

Tidak ada komentar: