Selasa, 17 Maret 2015

JADILAH MUKJIZAT UNTUK DIRIMU SENDIRI



Hai kawan...
Perkenalkan namaku Nick Vujicic (baca : Voy-a-chich)
Ibuku berusia 25 tahun ketika mengandungku. Sebagai
seorang perawat di rumah sakit bersalin, dia mengerti betul apa yang harus dilakukan dan yang tidak seharusnya dilakukan oleh wanita hamil. Makan makanan bergizi, tak mengkonsumsi alkohol, dan sangat berhati-hati terhadap segala macam obat-obatan. Bahkan ia berkonsultasi dengan dokter-dokter terbaik untuk memastikan bahwa kehamilannya normal. Dari pemeriksaan rutin yang dilakukan ibuku, dokter tak menemukan kejanggalan apapun. Tapi kenyataan saat aku dilahirkan berkata lain...
AKU LAHIR SEBAGAI ORANG YANG “TIDAK BIASA”. KETIADAAN TUNGKAI DAN LENGAN MEMBUATKU BERBEDA DARI ANAK-ANAK LAINNYA
4 Desember 1982 adalah hari dimana aku dilahirkan ke dunia. Awalnya ibuku belum bisa melihatku. Pertanyaan pertama yang ia ajukan kepada dokter adalah :
“APAKAH BAYI-KU BAIK-BAIK SAJA”
Waktu terus berjalan dan tim medis belum juga memperlihatkan aku pada ibu-ku. Mereka membawaku ke sisi lain ruangan dan segera membungkus tubuhku dengan kain. Ketika ia mendengar tangis sehat sang bayi, ia merasa lega. Namun ayahku yang sedari awal mengikuti jalannya persalinan terlihat kaget dan segera dipapah keluar ruang bersalin.
Aku terlahir dengan ketiadaan tungkai dan lengan. Sembari mengumpulkan keberanian, ayahku kembali masuk ke dalam ruang bersalin untuk memberi tahu kondisi-ku kepada ibu. Namun terlambat, perawat telah mendahului ayah dan ibu menangis setelah tahu kondisiku yang sebenarnya.

KAMU MENGELUHKAN TIDAK ENAKNYA PERASAAN TAK DITERIMA? OH KAWAN, BAHKAN SEJAK KALI PERTAMA LAHIR DI DUNIA, AKU SUDAH MENGAKRABINYA
“SINGKIRKAN DIA! AKU TAK MAU MENYENTUHNYA ATAU MELIHATNYA”
Ibu berteriak ketika perawat membaringkanku di sebelah ibu. Ia tak kuasa melihatku yang tak memiliki lengan dan tungkai. Ibu menangis, para perawat menangis, bidan menangis dan tentu saja aku menangis.
“TAK PANTASKAH AKU MENDAPAT KARANGAN BUNGA?”
Lahirnya aku – sebagai anak pertama - ke dunia ini seakan bukanlah sebuah kebahagiaan yang patut dirayakan. Kedua orang tuaku dan seluruh keluarga malah berduka. Bahkan tak satu-pun karangan bunga yang datang.

HEBATNYA, KEKUATAN JUSTRU DATANG DARI KEBERANIAN UNTUK MENERTAWAKAN DIRI. AKU TAHU, PERJUANGAN ADALAH MUTLAK ATAU LEBIH BAIK AKU PUTAR LANGKAH UNTUK PERGI
“THERE IS AN ALIEN IN THE CHAIR”
Begitulah biasanya para sepupuku dan adik-adikku berteriak di pusat perbelanjaan sambil menunjukku. Ya, mereka justru menjadikan kondisiku sebagai bahan candaan. Bukan untuk menyakiti hatiku, tentu saja. Mereka justru ingin membuatku merasa kondisiku adalah hal yang biasa. Tidak ada yang harus aku sedihkan lama-lama.
Selepas mengatakan bahwa aku adalah alien kami semua tertawa terpingkal-pingkal melihat reaksi orang-orang. Mereka tak pernah memberiku kesempatan untuk meratapi diri. Mereka tak pernah memanjakanku, mereka menerima aku apa adanya. Dan mereka berhasil menempaku menjadi lebih kuat dengan godaan dan keisengan mereka, sehingga alih-alih meratapi kondisiku, aku justru bisa menertawakannya.

DALAM HIDUPKU, BATASAN ITU TAK PERNAH ADA. AKU MEMACU DIRIKU UNTUK BISA MELAKUKAN APA SAJA
Aku mulai belajar menerima diriku apa adanya. Menertawakan diri sendiri, membuat lelucon dan sebisa mungkin membuat diriku dan orang-orang disekitarku bahagia. Jika kau pernah melihat video-videoku di YouTube yang mempertontonkan keahlianku ber-skateboard, berselancar, bermain musik, bermain golf, berbicara di depan orang banyak dan dipeluk oleh orang-orang hebat dari berbagai golongan.
Secara keseluruhan, aktivitas itu tterlihat biasa saja dan dapat dilakukan oleh semua orang. Lalu menurut kalian, apa yang menyebabkan videoku bisa sampai ditonton jutaan kali? Menurut teoriku orang tertarik menontonnya karena aku memiliki keterbatasan fisik. Tetapi aku hidup seolah-seolah tanpa mengenal batas.
“Kau mungkin akan jatuh dan merasa tak ada lagi kekuatan dalam dirimu untuk bangkit kembali. Aku tahu bagaimana rasanya kawan. Kita semua pasti pernah merasakannya. Kita semua juga tahu bahwa hidup tak selamanya mudah. Tetapi kita bisa menaklukkan cobaan itu dan berhasil melewati rintangan, kita akan menjadi lebih kuat.”

SATU YANG AKU PELAJARI DARI SEMUA INI : “KALAU KAU TIDAK BISA MENEMUKAN MUKJIZAT, BERUSAHALAH LEBIH KERAS UNTUK MENJADI MUKJIZAT BAGI DIRIMU SENDIRI DAN ORANG-ORANG YANG KAU CINTAI.”
Ada kawan yang bertanya suatu hal padaku
“Nick, bagaimana kau bisa sebahagia itu?”
Itulah pertanyaan yang kerap kali menghampiri diriku. Aku menemuikan kebahagiaan ketika aku menyadari bahwa aku memang manusia yang tidak sempurna. Namun bukan berarti aku tidak bisa berkembang. Aku selalu mencoba menjadi lebih baik sehingga aku bisa membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.
“AKU BENAR-BENAR YAKIN TUHAN TIDAK MEMBUAT KESALAHAN. TETAPI SUNGGUH DIA MEMBUAT MUKJIZAT. AKU SALAH SATUNYA, BEGITUPULA DENGAN DIRIMU, KAWAN.”

Nb
Disadur dari buku Life Without Limits oleh Nick Vujicic

Tidak ada komentar: