“Ih,
kok dia IPnya tinggi terus sih tiap semester. Mata kuliah yang sulit aja dia
bisa dapat A. Hmmm, kok bisa yaa? Jangan-jangan dia…”
Ketika kawanmu sukses,
sudah seharusnya kamu ikut senang melihat prestasinya. Kerja keras yang sudah
ia kerahkan selama ini berbuah juga. Namun apa jadinya bila kamu malah curiga,
ragu dan tak percaya? Hati-hati! Bisa jadi kamu sudah dihinggapi perasaan iri.
Iri notabene adalah
sebuah kewajaran dan itu manusiawi kok. Tapi saat perasaan itu sudah tidak
dapat dikendalikan, bisa-bisa kamu jadi manusia yang bukan kamu lagi. Kamu
mulai menjadi orang lain. Kamu yang tadinya tulus dan baik hati, berubah
menjadi mulai menyindir atau menggosipkan kawanmu yang lebih sukses. Kamu yang
tadinya bersemangat
untuk mencetak kesuksesan yang sama jadi merasa
diperlakukan dengan tidak adil dan terus meratapi nasib dengan merapal keluhan
demi keluhan. Namun rasa iri juga bisa kamu ubah menjadi bahan bakar untuk
semangatmu. Ia justru bisa meroketkan lebih cepat mencapai kesuksesan untuk
dirimu
HEMBUSKAN
NAFAS PERLAHAN DAN AKUI RASA IRIMU. KAMU AKAN LEPAS DAN BEBAS DARI PENDAMAN
PERASAAN YANG MEMBELENGGU
Manusia memang tidak
selalu merasa ‘aman’ dan berkecukupan. Rasa iri mudah tumbuh ketika kita merasa
kekurangan dan tersaingi. Bila kamu sudah terdeteksi mengidap rasa iri, cobalah
jujur meskipun hanya pada dirimu sendiri. akuilah dengan lapang dada kalau kamu
memang iri dengan kawanmu. Terima bahwa penyebabnya adalah kesuksesannya yang
mungkin datang lebih cepat dan lebih besar dari yang kamu sangka. Mungkin juga
kamu melihatnya selalu bahagia, lengkap dengan kekasih, suami/istri, pekerjaan,
anak atau orangtua yang sangat mencintainya. Kamu membandingkan semua yang dia
miliki dengan kekurangan diri. Perlahan, mulailah terseai rasa iri di hati.
Hanya memendam rasa iri
dalam hati akan membuatmu lebih mudah berpura-pura bahwa kamu tidak punya rasa
iri sama sekali. Rasa iri itu jadi tidak diakui oleh pemiliknya sendiri.
padahal, sesuatu yang tidak diakui keberadaannya jadi sulit untuk dikontrol.
Akibatnya, rasa irimu tumbuh dengan liar layaknya semak belukar.
Berbeda ketika kamu
mengakui bahwa kamu memang iri. Dengan megakuinya, kamu bisa lebih mudah
menghadapi rasa iri itu. Mengakui bahwa kita iri membuat kita berani
mempertanyakan sinisme dan prasangka yang sadar-tak sadar ada di kepala kita.
Jika seseorang bisa menjadi lebih bijak dalam hidupnya, mungkin itulah
rahasianya.
RASA
IRI ADALAH TANDA BAHWA KAMU TIDAK PUAS DENGAN KONDISI PRIBADI SAAT INI. RENUNGI
DAN CARI APA YANG BISA DIPERBAIKI, DIBUANG ATAU DIKURANGI BAHKAN DITAMBAH
SEHINGGA KEPUASAN DALAM DIRIMU AKAN MULAI TUMBUH TERHADAP APA YANG ADA DI
KONDISIMU SAAT INI
“Apa
bagusnya dia dari aku? Aku kan sudah lama di organisasi ini. Aku menguasai sema
hal dan menganal semua anggota. Lah dia? Cuma anak baru.”
Meski pendapatmu bisa
jadi ada benarnya, alangkah baiknya jika kamu tidak terjebak menanyaan hal yang
itu-itu saja. Pasalnya, dengan mengajukan pertanyaan itu kamu hanya memfokuskan
diri pada dia dan kesuksesannya, bukan kamu dan masa depanmu.
Coba alihkan
pertanyaanmu itu menjadi sesuatu yang lebih introspektif dan berhubungan dengan
dirimu, misalnya dengan,
“Apa
yang harus aku perbuat lagi yaa supaya aku bisa sesukses dia?”
“Apa
lagi yaa yang harus ditambah, dikurangi atau diperbaiki?”
Bukankah pertanyaan-pertanyaan
di atas lebih introspektif, positif dan bermanfaat untuk dirimu? Yuk,
dibandingkan hanya dengan merapal keluhan, kamu bisa kok bertanya tentang hal
diatas untuk kesuksesan kamu kelak.
JANGAN
SAMPAI KAMU SANGAT IRI SAMPAI BERKATA BAHWA KESUKSESAN DIA HANYA KEBERUNTUNGAN
SAJA. BISA-BISA, KAMU LUPA BAHWA KERJA KERAS ADALAH KUNCI DARI SEGALANYA
“Yah,
diamah sukses karena kebetulan aja. Emang lagi rejekinya kali. Kalau gua belum
sukses, itu bukan rejeki gua lah…”
Kalau kamu selamanya
melihat kesuksesan sebagai sebuah kebetulan atau keberuntungan, niscaya kamu
tidak akan pernah sukses karena kamu hanya akan pasrah menunggu keberuntunganmu
jatuh seperti durian runtuh. Bekerja dan berusaha akan kamu percaya sebagai
sesuatu yang sia-sia dan hanya membuat waktu. Malahan kamu hanya akan sibuk
meusingkan orang lain, bukannya membanting tulang demi perbaikan diri.
Semua orang berhak
untuk sukses. Ya, berhak! Kesuksesan sendiri itu diukur dan terjadi karena
usaha dan kerja keras dari seseorang yang menginginkannya. Terus menerus
menyalahkan dan membodohkan diri sendiri, meratapi nasib, sampai menyalahkan
orang lain tidak akan pernah mengubah nasibmu. Semakin sering terlarut dan menganggap
diri sendiri sebagai pecundang juga akan membunuh rasa percaya dirimu.
Konsentrasi dan kinerja memburuk, hidup pun akan tidak menentramkan lagi.
Bukankah Tuhan sudah berfirman seperti ini?
“Innalaha
la yughayyiruma biqoumin, hatta yughayyiruma bianfusihim”
“Sesungguhnya
Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, sampai kaum itu yang merubah
nasibnya.”
SEBELUM
TENGGELAM DALAM RASA IRI, TUJUAN AWAL DAN CITA-CITA LAYAK DIKENANG LAGI.
SEMANGATMU BISA KEMBALI MELETUP-LETUP SEPERTI KEMBANG API
Ketika kamu merasa
sedih dan ingin menyerah, coba ingat lagi alasan pertamamu untuk bergabung di
organisasi/pekerjaan yang kini kamu tekuni. Kamu akan ingat lagi bahwa alasanmu
melakukan ini adalah lebih dari pengakuan atau uang semata. Mungkin pekerjaanmu
sekarang adalah passion yang sudah lama kamu tunggu-tunggu, mungkin kamu terjun
kesini karena fleksibilitas waktu yang diberikan perusahaan, mungkin kamu aktif
di organisasi ini karena ingin melakukan sesuatu untuk sesama. Bila
mengingatnya lagi, kamu akan lebih merasa bersyukur dan bangga karena
setidaknya tujuan awalmu terjun kesini sudah tercapai. Semangatmu bisa kembali
dan perasaanmu menjadi lebih baik. Konsentrasi dan focus kerjamu akan lurus
seperti pada awal mula kamu memulai pekerjaan atau kegiatanmu ini.
BERBAGI
ILMU ADALAH SESUATU HAL YANG POSITIF. MEMBERANIKAN BERTANYA PADA ORANG YANG
SUKSES TERSEBUT BISA MENJADI AWAL KESUKSESAN PRIBADIMU.
Sesekali dekatilah
kawan yang selama ini menjadi penyebab rasa irimu. Dekatilah dengan niatan yang
baik dan berbincanglah dengannya. Mintalah resep atau tips agar bisa menjadi
sesukses kawanmu dan kamu bisa men-copy paste rahasia suksesnya. Namun, copy
paste berlaku hanya sebatas pada usaha dan kerja kerasnya ya! Jangan karena
kamu ingin sesukses kawanmu, kamu sampai mengikuti gayanya. Tetap be yourself
and always like that J
EVALUASI
ITU SANGAT PENTING. GUNAKAN CATATAN AGAR MENGERTI TRACK RECORD PENCAPAIANMU DAN
KAMU BISA TAHU APAKAH USAHAMU SUDAH MAKSIMAL ATAU BELUM
Mulai sekarang buatlah
catatan hasil kerjamu dalam sebuah buku khusus. Catatlah hasil kerja per
minggu, per bulan, per semester dan per tahun. Setiap periode tertentu,
tinjaulah kembali catatan-catatan tersebut. Dari catatan inilah kamu punya
bukti apa saja keberhasilan kamu selama ini. Bila hasilnya bagus, kamu bisa
menunjukkan itu pada pimpinan. Dengan menunjukkannya, kamu dapat bertanya
tentang apa yang ia pikirkan tentang kinerjamu dan mengapa kondisimu
stagnan-stagnan saja. Tidak semua pimpinan mengerti betul bagaimana kinerja
bawahannya. Karenanya, kamu perlu proaktif terhada hal ini.
JIKALAU
MEMANG ADA YANG JANGGAL DENGAN KESUKSESAN KAWANMU, LAKUKANLAH SESUATU. MUNGKIN
INI TANDA UNTUK BERTINDAK TEGAS DA KELUAR DARI ZONAMU
Jikalau kamu telah
mendekati kawanmu yang sukses itu dan malah menemukan sesuatu yang janggal –
sementara hasil kerjamu yang lebih baik tidak diapresiasi dengan layak oleh
pimpinan/atasan- sebaiknya kamu lebih peka terhadap situasi. Mungkin benar jika
kamu sudah diperlakukan dengan tidak adil.
Kalau memang begini
kasusnya, jangan terus-menerus pasrah dengan keadaan. Jika kamu tidak bisa
mengubahnya, yang terbaik adalah keluar dari zonamu – entah itu pindah kerja
atau keluar dari organisasi tempatmu sekarang. Yang jelas, jangan ragu untuk
melakukan sesuatu. Kalau terlau lama membiarkan keadaan itu, bisa-bisa rasa iri
dan sinisme lebih dulu membakarmu hingga yang tersisa hanya abu.
Rasa iri adalah sesuatu
yang wajar, asal tidak berlebihan. Jika ia bisa sesukses sekarang, kenapa tidak
kamu gunakan itu sebagai alat untuk mendongkrak prestasimu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar