Sejak pertama kali kita bertemu,
sesuatu yang “salah” terjadi pada diriku. Bukan dalam artian yang buruk,
tentunya. Justru ini adalah jenis “kesalahan” yang aku suka. Suka tidak suka,
dirimu ada dalam kepalaku. Meski kamu belum tentu sudi menerima
kehadiran perasaan ini, izinkan aku untuk mencurahkan melalui tulisan sederhana yang mungkin bahkan tak akan pernah sempat kau baca.
kehadiran perasaan ini, izinkan aku untuk mencurahkan melalui tulisan sederhana yang mungkin bahkan tak akan pernah sempat kau baca.
“KITA
SALING MENGENAL MESKI TIDAK TERLALU DALAM. PERTEMUAN SINGKAT YANG MUNGKIN HANYA
KAU ANGGAP ANGIN LALU, TERNYATA MEMBEKAS DI INGATANKU”
Dulu sepertinya tidak pernah
terbayang memiliki cinta yang begitu dalam. Belum pernah ada seseorang yang
kehadirannya begitu aku rindukan. Jadi aneh rasanya saat kamu tiba-tiba ada.
Harus terseling waktu sebelum aku benar-benar terbiasa.
Seiring berjalannya waktu, aku kini
jadi penunggu setia sang pagi. Ada semangat yang menyelinap di jiwaku setiap
kali mengingat bahwa aktifitas hari itu akan mempertemukan kita. Kamu mungkin
tidak sadar betapa setiap hari yang ku jalani bersinggungan denganmu terasa
berarti. Aku yang tadinya bersikap dingin terhadap cinta, kini lebur perlahan
karenanya.
“MESKI
MALU, HARUS AKU AKUI KINI KAMU TENGAH MENJADI POROS KEHIDUPANKU. PERHATIAN YANG
DULU HANYA KUPERSEMBAHKAN UNTUK DIRIKU SENDIRI, KINI HARUS DIBAGI DENGAN ORANG
LAIN”
Aku bukanlah orang yag gemar menaruh
perhatian kepada orang lain. Terlalu sibuk mengejar mimpi dan memenuhi ambisi
adalah agenda kehidupan yang tak pernah ingin ku khianati. Bagiku hidup adalah
proses membentuk diri. Setengah mati aku berusaha menyingkirdari roman
percintaan. Tak ada gunanya menghabiskan waktu dan tenaga hanya untuk menjadi
pekerja cinta. Sudah banyak contoh orang yang dibuat kecewa, membuatku semakin
yakin bahwa aku bisa hidup tanpanya.
Diawal perjalanan semuanya masih
dapat aku kendalikan. Kesuksesan yang datang membuatku semakin terlena mengejar
nikmatnya keberhasilan. Aku tak punya waktu menekuni diri mencari pendamping
hidup. Rasa puas terhadap capaian karir membuatku enggan menapaki rumitnya
dunia percintaan. Semua itu kujalani dengan penuh kesadaran, sampai pada saat
kamu datang membalik keadaan. Mengacak-acak semua tujuan hidup yang sedang
diperjuangkan. Kamu merusak ‘aturan’ hidup yang aku buat sendiri.
“AKU
AKHIRNYA MULAI MENYADARI BAHWA TAK SELAMANYA AKU BISA HIDUP SENDIRI. MUNGKIN,
KAMU ADALAH ORANG YANG TUHAN KIRIMKAN UNTUK MENGUBUR SEGALA KESOMBONGAN DALAM
DIRI”
Seperti yang sudah ku katakana
sebelumnya bahwa aku adalah orang yang sedikit anti dengan cinta. Kisah masa
lalu yang menyematkan kenangan yang tak menyenangkan semakin membuatku kuat
menahan diri untuk tidak jatuh cinta lagi. Untuk membunuh rasa kecewa itu, maka
kubiarkan diri tenggelam dalam kesibukan. Aku yang mulai larut dalam berbagai
kegiatan dibuat nyaman dengan dinginnya perasaan. Meski ada beberapa orang yang
datang dan menawarkan kisah percintaan, semuanya ditanggapi dingin begitu saja.
Tapi kini benteng pertahanan itu runtuh seketika dengan kehadiran dirimu yang
sebetulnya biasa-biasa saja.
Jika dibandingkan dengan sosok
lainnya, kamu bukanlah satu-satunya yang paling istimewa. Bahkan dari segi
fisik, materi ataupun kemapanan kamu tak memiliki kelebihan yang bisa terlalu
aku banggakan. Namun hanya dengan dirimulah aku kembali merasakan cinta dan
bilurnya. Sebuah perasaan yang sepertinya sudah kusimpan terlalu lama. Bahkan
kunci ruangannya saja mungkin sudah lupa kusimpan dimana.
“KESANTUNANMU
SANGGUP MEMBUAT RUANG HAMPA ITU BERGETAR KEMBALI. PERILAKUMU YANG DEWASA
MEMBUATKU KEMBALI TERTARIK UNTUK MENGECAP KEHIDUPAN PERCINTAAN LAGI”
Meski tak punya kelebihan duniawi,
namun sikap santun yang kau tunjukkan mampu menyekap perasaanku disana. Aku
ingat betul bagaimana pertama kali kamu menyambut uluran tanganku dengan cara
begitu memukau. Tatapan teduh dan cara
bicara yang menentramkan itulah yang membuatku terhenyak. Sifatmu yang jauh
dari kesan ke kanan-kenakan tersebut membuatku hanyut pada lebatnya perasaan
kagum.
Kini kusadari bahwa jatuh cinta itu
begitu sederhana. Tidak perlu juga pangeran berkuda putih/Cinderella bersepatu
kaca yang datang ke dalam kehidupanku. Penampilan yang apa adanya serta
perilaku yang menenangkan jauh lebih penting dari itu semua. Terimakasih telah
memberikan aku pengertian bahwa jatuh cinta tak serumit yang aku pikirkan.
“WALAU
SAMPAI HARI INI PENAKLUKKAN HATIKU OLEHMU MASIH MENJADI SEBUAH MISTERI, AKU BISA
MENERIMA TANPA PERLU BERTANYA LAGI”
Harus aku ulangi bahwa jatuh cinta
padamu adalah sebuah realita yang tak pernah ku rencanakan. Sama seperti
datangnya rezeki dan kemalangan, sebagai manusia aku hanya bisa menerima segala
penentuan. Aku hanyalah lakon dalam penggalan drama kehidupan ini dan Tuhanlah
yang bertindak sebagai sang sutradara. Ia berhak menentukan segalanya. Ya,,
termasuk juga menitikan rasa kasih sayang yang datangnya tiba-tiba.
Di satu sisi aku merasa bahagia
karena akhirnya aku masih layak merasakan indahnya cinta. Namun disisi yang
lain ada pertanyaan tersimpan yang sejujurnya sangat ingin sekali aku tanyakan,
APAKAH KAMU YANG DISANA MENYIMPAN
RASA YANG SAMA?
APAKAH KAMU JUGA MENARUH PERHATIAN
YANG SEPADAN? ATAU,
APAKAH PERNAH SOSOK DIRIKU INI
MUNCUL DI PIKIRAN KAMU?
“INI
ADALAH CERITA TENTANG RASA YANG TENGAH KU PERJUANGKAN, TANPA TAHU BAGAIMANA
AKHIRNYA AKAN DITUNTASKAN”
Ribuan pertanyaan tentang perasaan
yang terus bergelayut di pikiran ini diam-diam mulai kususun dalam doa.
Merangkainya menjadi kepingan permohonan panjang kepada Tuhan, agar ia tak lupa
menitipkan rasa yang sama. Setiap waktu aku bertekun, bertelut dan
menengadahkan tangan jika pasangan jiwa yang sudah dipersiapkan adalah kamu
yang kini namanya senantiasa aku rapal dalam doa malam. Segenap doa ini aku
ucapkan dengan penuh kerendahan, berharap suatu saat waktu kebersamaan kita
akan datang.
Jika waktu itu sudah tiba, akan
kupastikan aku siap menyambutmu dengan tangan terbuka. Kesederhanaan yang
membuatku jatuh cinta sudah sepatutnya disambut dengan penuh sukacita.
Terimakasih telah menghadirkan dunia yang tak pernah aku duga sebelumnya. Kamu
adalah kejutan terbaik yang diberikan oleh Sang Maha Cinta yang sebenar-benarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar