Jumat, 27 Maret 2015

JEPANG AKAN HANCUR!!!



Jepang. Siapa yang tidak tahu negara yang terletak di Asia Timur itu? Negara yang selalu dijadikan kiblat dalam beragam hal terutama fashion dan tekhnologi, termasuk juga kita yang di Indonesia. Kita menganggap bahwa Jepang adalah negara yang kuat dan adidaya. Bahkan Amerika pun segan terhadap negara yang satu ini.
Namun, tahukah anda bahwa sesungguhnya Jepang sedang berada di dalam ambang kehancuran? Yaa, rupanya Jepang memang berada dalam ambang kehancuran. Tentu ada beberapa faktor penyebab dari ancaman kehancuran tersebut.
Diantaranya adalah usia penduduk yang terlampau tua dan tidak adanya gairah para pemuda negeri samurai tersebut untuk memiliki kekurangan.

1.      SATU PERSATU PERUSAHAAN RAKSASA JEPANG TUMBANG OLEH KOREA SELATAN
Jepang selama ini dikenal sebagai negara yang menghasilkan inovasi yang bisa dibilang super-kreatif di bidang tekhnologi. Bbertahun-tahun mereka merajai pasar Asia bahkan bersaing keras di pangsa pasar Eropa dan Amerika. Mereka sempat menjadi kiblat dari penemuan-penemuan di bidang teknologi.
Namun seiring berjalannya waktu, kini satu persatu perusahaan tekhnoogi Jepang mulai diakuisisi oleh Korea Selatan. Kita ambil contoh pada salah satu perusahaan Jepang yang bergerak di bidang tekhnologi, Sony. Mereka harus merelakan menjual lini andalan mereka seperti VAIO. Wacana penjualan Xperia dan Bravia juga sudah terdengar dan sangat berhembus kencang. Bukan tidak mungkin bahwasanya suatu saat nanti brand kebanggaan Jepang ini akan takluk kepada kompetitornya, Samsung.
Sekarang, mari kita sedikit berbicara tentang perbandingan keuntungan dari kedua belah perusahaan baik Sony maupun Samsung. Pada akhir 2014 lalu, total keuntungan bersih dari Samsung adalah sekitar 250 Trilyun rupiah. Sangat berbanding terbalik dengan keuntungan bersih milik Sony yang hanya berkisar 35 Trilyun rupiah.

2.      SEBAGIAN BESAR PENDUDUKNYA BERADA DI USIA YANG SENJA
Salah sayu masalah di Jepang yang paling berat adalah tingginya angka penduduk yang berada di kategori usia tua. Di tahun 2014 saja, ada sekitar 33% dari total populasi Jepang adalah mereka yang berumur diatas 60 tahun. Bahkan 12.5% dari populasi tersebut adalah berumur diatas 75 tahun. Wow
Orang Jepang memang dikenal dengan manusianya yang memiliki umur panjang. Namun, tingginya jumlah penduduk berusia senja adalah masalah yang cukup serius. Ini menyebabkan nnegara mereka tidak produktif lagi karena sebagian besar penduduknya sudah memasuki atau akan memasuki masa pension. Biaya yang dikeluarkan negara untuk merawat orang jompo pun juga semakin tahun semakin membengkak karena mahalnya fasilitas kesehatan untuk mereka.

3.      PENDUDUK USIA MUDA ENGGAN MENIKAH DAN MEMILIKI KETURUNAN/ANAK
Para muda-mudi Jepang sepertinya sudah tidak lagi tertarik pada pernikahan dan memiliki anak. Istilah “Parasit Lajang” pun mulai muncul, dimana para wanita memutuskan bahwa mereka tidak akan menikah dan tidak akan memiliki anak. Memiliki anak dianggap akan menambah beban karena biaya hidup di Jepang yang amat malah terlebih pasca bencana Tsunami, 2011 silam.
Mereka yang sudah menikahpun enggan memiliki keturunan. Mereka hanya menikah, namun lebih memilikih memelihara kucing daripada memiliki anak. Selain faktor ekonomi, ada sebuah gejala psikologis dimana orang Jepang merasa kebebasan pribadinya akan terenggut jika kelak mereka memiliki anak.

4.      TEKANAN HIDUP YANG TERAMAT BERAT
Di zaman dimana segala sesuatu berubah dalam hitungan detik, kita memang dituntut untuk selalu memberikan yang terbaik. Jika kita terlena, maka aka nada banyak orang yang siap untuk menggantikan posisi kita. Kompetisi yang ketat seperti itulah yang akan terasa di Jepang dalam kehidupan mereka sehari-harinya.
Kita tentu tahu dan kenal istilah “HARAKIRI”. Jika mereka bekerja, mereka akan bekerja secara keras dan total. Mereka tidak segan-segan melakukan “HARAKIRI” jika dalam pekerjaannya melakukan hal yang memalukan.
Well, budaya mereka memang bagus untuk dijadikan contoh untuk kita yang ada di Indonesia. Yang sebagian besar masyarakatnya masih rendah akan kesadaran disiplin. Namun akan menjadi sebuah keironisan karena akan membuat tekanan hidup menjadi semakin berat.

5.      KEBOCORAN REAKTOR NUKLIR FUKUSHIMA YANG MISTERIUS
Kita kembali menyinggung tentang sebuah bencana alam yang terjadi di Jepang. Bukan bermaksud membuka luka lama yang nantinya akan terkoyak kembali, tapi ini harus diangkat sebagai bahan untuk mengambil keputusan demi tetap langgengnya negara tersebut.
Pada tsunami dahsyat yang terjadi di 2011 lalu, Jepang mengalami kebocoran reactor nuklir. Kebocoran tersebut sangatlah dahsyat dan menjadi kebocoran nuklir terburuk ke dua setelah tragedy serupa yang terjadi di Chernobyl, Rusia. Hal ini memberi dampak yang sangat buruk bagi lingkungan sekitar tentunya.
Kebocoran nuklir saat ini masih sangat sulit untuk diatasi dan efeknya pun terus menyebar. Warga Jepang dikabarkan mulai terjangkit penyakit dan hewan-hewan mulai mengalami proses mutasi gen dan masih banyak lagi desas-desus yang misterius soal kebocoran reactor nuklir ini.
Memang, terlalu dini untuk menyebutkan bahwa Jepang akan segera punah atau hancur. Namun, usaha yang dilakukan oleh pemerintah pun belum membuahkan hasil dan masih menemui jalan buntu. Mereka telah membuat kebijakan atau peraturan yang menstimulasi generasi muda untuk berani memiliki anak. Namun angka kelahiranpun masih tidak kunjung naik.

Jika negara Jepang yang rakyatnya saja adalah tipe pekerja keras dan pintar dihadapkan pada masalah seberat ini, mungkin pertanyaan selanjutnya yang layak kita tanyakan pada diri sendiri adalah,
“MASA DEPAN SEPERTI APA YANG AKAN DI HADAPI OLEH INDONESIA?”

Tidak ada komentar: