Jepang. Siapa
yang tidak tahu negara yang terletak di Asia Timur itu? Negara yang selalu
dijadikan kiblat dalam beragam hal terutama fashion dan tekhnologi, termasuk
juga kita yang di Indonesia. Kita menganggap bahwa Jepang adalah negara yang
kuat dan adidaya. Bahkan Amerika pun segan terhadap negara yang satu ini.
Namun, tahukah
anda bahwa sesungguhnya Jepang sedang berada di dalam ambang kehancuran? Yaa,
rupanya Jepang memang berada dalam ambang kehancuran. Tentu ada beberapa faktor
penyebab dari ancaman kehancuran tersebut.
Diantaranya adalah usia penduduk yang terlampau tua dan tidak adanya gairah para pemuda negeri samurai tersebut untuk memiliki kekurangan.
Diantaranya adalah usia penduduk yang terlampau tua dan tidak adanya gairah para pemuda negeri samurai tersebut untuk memiliki kekurangan.
1.
SATU PERSATU
PERUSAHAAN RAKSASA JEPANG TUMBANG OLEH KOREA SELATAN
Jepang selama
ini dikenal sebagai negara yang menghasilkan inovasi yang bisa dibilang
super-kreatif di bidang tekhnologi. Bbertahun-tahun mereka merajai pasar Asia
bahkan bersaing keras di pangsa pasar Eropa dan Amerika. Mereka sempat menjadi
kiblat dari penemuan-penemuan di bidang teknologi.
Namun seiring
berjalannya waktu, kini satu persatu perusahaan tekhnoogi Jepang mulai
diakuisisi oleh Korea Selatan. Kita ambil contoh pada salah satu perusahaan
Jepang yang bergerak di bidang tekhnologi, Sony. Mereka harus merelakan menjual
lini andalan mereka seperti VAIO. Wacana penjualan Xperia dan Bravia juga sudah
terdengar dan sangat berhembus kencang. Bukan tidak mungkin bahwasanya suatu
saat nanti brand kebanggaan Jepang ini akan takluk kepada kompetitornya,
Samsung.
Sekarang, mari
kita sedikit berbicara tentang perbandingan keuntungan dari kedua belah
perusahaan baik Sony maupun Samsung. Pada akhir 2014 lalu, total keuntungan
bersih dari Samsung adalah sekitar 250 Trilyun rupiah. Sangat berbanding
terbalik dengan keuntungan bersih milik Sony yang hanya berkisar 35 Trilyun
rupiah.
2.
SEBAGIAN BESAR
PENDUDUKNYA BERADA DI USIA YANG SENJA
Salah sayu
masalah di Jepang yang paling berat adalah tingginya angka penduduk yang berada
di kategori usia tua. Di tahun 2014 saja, ada sekitar 33% dari total populasi
Jepang adalah mereka yang berumur diatas 60 tahun. Bahkan 12.5% dari populasi
tersebut adalah berumur diatas 75 tahun. Wow
Orang Jepang
memang dikenal dengan manusianya yang memiliki umur panjang. Namun, tingginya
jumlah penduduk berusia senja adalah masalah yang cukup serius. Ini menyebabkan
nnegara mereka tidak produktif lagi karena sebagian besar penduduknya sudah
memasuki atau akan memasuki masa pension. Biaya yang dikeluarkan negara untuk
merawat orang jompo pun juga semakin tahun semakin membengkak karena mahalnya
fasilitas kesehatan untuk mereka.
3.
PENDUDUK USIA
MUDA ENGGAN MENIKAH DAN MEMILIKI KETURUNAN/ANAK
Para muda-mudi
Jepang sepertinya sudah tidak lagi tertarik pada pernikahan dan memiliki anak.
Istilah “Parasit Lajang” pun mulai muncul, dimana para wanita memutuskan bahwa
mereka tidak akan menikah dan tidak akan memiliki anak. Memiliki anak dianggap
akan menambah beban karena biaya hidup di Jepang yang amat malah terlebih pasca
bencana Tsunami, 2011 silam.
Mereka yang
sudah menikahpun enggan memiliki keturunan. Mereka hanya menikah, namun lebih
memilikih memelihara kucing daripada memiliki anak. Selain faktor ekonomi, ada
sebuah gejala psikologis dimana orang Jepang merasa kebebasan pribadinya akan
terenggut jika kelak mereka memiliki anak.
4.
TEKANAN HIDUP
YANG TERAMAT BERAT
Di zaman dimana
segala sesuatu berubah dalam hitungan detik, kita memang dituntut untuk selalu
memberikan yang terbaik. Jika kita terlena, maka aka nada banyak orang yang siap
untuk menggantikan posisi kita. Kompetisi yang ketat seperti itulah yang akan
terasa di Jepang dalam kehidupan mereka sehari-harinya.
Kita tentu tahu
dan kenal istilah “HARAKIRI”. Jika mereka bekerja, mereka akan bekerja secara
keras dan total. Mereka tidak segan-segan melakukan “HARAKIRI” jika dalam
pekerjaannya melakukan hal yang memalukan.
Well, budaya
mereka memang bagus untuk dijadikan contoh untuk kita yang ada di Indonesia.
Yang sebagian besar masyarakatnya masih rendah akan kesadaran disiplin. Namun
akan menjadi sebuah keironisan karena akan membuat tekanan hidup menjadi
semakin berat.
5.
KEBOCORAN
REAKTOR NUKLIR FUKUSHIMA YANG MISTERIUS
Kita kembali
menyinggung tentang sebuah bencana alam yang terjadi di Jepang. Bukan bermaksud
membuka luka lama yang nantinya akan terkoyak kembali, tapi ini harus diangkat
sebagai bahan untuk mengambil keputusan demi tetap langgengnya negara tersebut.
Pada tsunami
dahsyat yang terjadi di 2011 lalu, Jepang mengalami kebocoran reactor nuklir.
Kebocoran tersebut sangatlah dahsyat dan menjadi kebocoran nuklir terburuk ke
dua setelah tragedy serupa yang terjadi di Chernobyl, Rusia. Hal ini memberi
dampak yang sangat buruk bagi lingkungan sekitar tentunya.
Kebocoran nuklir
saat ini masih sangat sulit untuk diatasi dan efeknya pun terus menyebar. Warga
Jepang dikabarkan mulai terjangkit penyakit dan hewan-hewan mulai mengalami
proses mutasi gen dan masih banyak lagi desas-desus yang misterius soal
kebocoran reactor nuklir ini.
Memang, terlalu
dini untuk menyebutkan bahwa Jepang akan segera punah atau hancur. Namun, usaha
yang dilakukan oleh pemerintah pun belum membuahkan hasil dan masih menemui
jalan buntu. Mereka telah membuat kebijakan atau peraturan yang menstimulasi
generasi muda untuk berani memiliki anak. Namun angka kelahiranpun masih tidak
kunjung naik.
Jika negara
Jepang yang rakyatnya saja adalah tipe pekerja keras dan pintar dihadapkan pada
masalah seberat ini, mungkin pertanyaan selanjutnya yang layak kita tanyakan
pada diri sendiri adalah,
“MASA DEPAN
SEPERTI APA YANG AKAN DI HADAPI OLEH INDONESIA?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar